Sukses

Midodareni, GKR Bendara Tak Boleh Tidur

Putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara mengikuti proses Midodareni, yakni malam menjelang akad nikah dan panggih. Kewajibannya, calon pengantin wanita tidak boleh tidur pada malam midodareni.

Liputan6.com, Yogyakarta: Putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara (GRAJ Nurastuti Wijareni) mengikuti proses Midodareni, yakni malam menjelang akad nikah dan panggih. Acara itu dilakukan di Bangsal Sekar Kedaton di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Senin (17/10) malam.

Istilah midodareni berasal dari kata widodari atau bidadari. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, banyak bidadari yang turun dari kahyangan untuk memberikan doa restu kepada calon pengantin wanita, sehingga wajahnya cantik jelita seperti bidadari. Selain cantik, calon pengantin juga akan wangi dan enak dipandang.

Prosesi ini biasanya dilaksanakan sekitar pukul 19.00 sampai tengah malam. Kewajibannya, sang calon pengantin wanita tidak boleh tidur pada malam midodareni ini. Sejumlah doa dan harapan juga dipanjatkan untuk pengantin. Baru keesokan harinya calon pengantin siap melaksanakan pernikahan.

Setelah Midodareni selesai, Sultan HB X dan GKR Hemas bakal menuju Bangsal Kesatriyan. Mereka meninjau langsung persiapan calon pengantin pria, Kanjeng Pangeran Harya Yudanegara, sebelum pernikahan.

Sesuai adat Keraton Yogyakarta, calon pengantin putri raja juga menjalani prosesi Tantingan sebelum Midodareni. GKR Bendara pun ditanya kemantapan hatinya menikah dengan Yudanegara oleh adik Sultan, Gusti Bendara Pangeran Haryo Hadiwinoto.(ADI/BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.