Sukses

Pengungsi Teluk Dalam Mengeluh Kurang Bantuan

Ribuan warga Teluk Dalam, Nias Selatan, Sumut, harus tinggal di lokasi pengungsian dengan bahan pangan dan obat-obatan yang minim. Warga setempat praktis menyandarkan hidup hanya dari bantuan.

Liputan6.com, Nias: Ribuan warga Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara, yang kehilangan rumahnya akibat gempa hingga Sabtu (2/4) masih tinggal di lokasi pengungsian. Berdasarkan pemantauan SCTV, warga tinggal di pengungsian dengan kondisi memprihatinkan. Bantuan pangan dan obat-obatan minim sekali [baca: Kota Teluk Dalam Belum Terjamah Bantuan].

"Makan pun susah," kata Zebueyan, salah seorang pengungsi. Sejumlah anak di pengungsian juga sakit dan persediaan obat-obatan minim. Zebueyan mengecam sikap bupati setempat yang kemarin sempat mengunjungi lokasi pengungsian. Rombongan pejabat itu hanya mampir tak lebih dari lima menit. "Mereka langsung pergi dan tak ada ngomong apa-apa sama Kami," ujar Zebueyan dengan emosional.

Untuk bertahan sehari-hari, warga setempat praktis hanya mengandalkan bantuan. Ini termasuk bantuan dari relawan asing yang mulai tiba di Teluk Dalam. Saat helikopter milik Perserikatan Bangsa-Bangsa membawa bantuan kemanusiaan datang ke daerah itu, tak pelak heli ini menjadi perhatian sebagian warga yang selamat dari gempa.

Gempa Senin silam mengakibatkan kota kecamatan terbesar setelah Gunung Sitoli itu porak-poranda. Diperkirakan jumlah korban tewas mencapai 53 orang dan ratusan luka-luka. Selain itu, lebih dari empat ribu rumah dan ratusan fasilitas umum rusak. Bencana itu juga menjadikan sejumlah gedung sekolah dan rumah ibadah tak bisa digunakan.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini