Sukses

Kota Sinabang dan Aceh Singkil Lumpuh

Sejumlah warga Simeulue, NAD, yang rumahnya hancur akibat gempa bumi memilih eksodus ke Kota Medan, Sumut. Warga memanfaatkan pesawat TNI AU yang kembali ke Medan, setelah menyerahkan bantuan.

Liputan6.com, Sinabang: Setelah dihantam gempa bumi Senin malam silam, sebuah pusat pertokoan di Kota Sinabang, Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam, hangus terbakar. Sedikitnya 43 bangunan rumah toko (ruko) musnah dilalap api. Insiden ini juga membuat warga yang masih trauma dengan gempa menjadi panik dan berlarian tak tentu arah. Aktivitas kota masih lumpuh.

Peristiwa itu terjadi Rabu (30/3) siang. Pusat pertokoan yang menjadi sentral keramaian di Pulau Simeulue, musnah dalam sekejap dilalap si jago merah. Sebagian penduduk dan pemilik toko berusaha menyelamatkan barang dagangannya dari amukan api. Namun tidak sedikit pula pada kesempatan tersebut, sejumlah orang yang ikut melakukan penjarahan.

Dinas Pemadam Kebakaran yang hanya mengerahkan satu unit mobil pemadam tidak mampu berbuat banyak karena tidak adanya air. Polisi dibantu sejumlah warga akhirnya berusaha mengisolasi api dengan merobohkan bangunan yang belum terbakar. Alat berat yang sedang digunakan untuk evakuasi para korban gempa yang tertimbun bangunan juga dikerahkan untuk merobohkan bangunan.

Sejumlah warga yang rumahnya hancur akibat gempa bumi memilih eksodus ke Kota Medan, Sumatra Utara. Warga memanfaatkan pesawat TNI Angkatan Udara yang kembali ke Medan, setelah menyerahkan bantuan.

Sedikitnya 30 warga rela duduk berdesakan di pesawat Cassa milik TNI itu agar dapat terangkut ke Medan. Salah satu korban gempa yang luka parah turut serta dibawa untuk mendapat pertolongan di rumah sakit Medan. Terbatasnya jumlah pesawat yang dapat dimanfaatkan membuat antrean warga yang ingin mengungsi tertahan di Bandar Udara Lasikin, Pulau Simeulue.

Gempa bumi yang melanda Pulau Nias, Sumatra Utara, dampaknya juga dirasakan warga Kabupaten Aceh Singkil, NAD. Hingga hari ketiga kemarin, ribuan warga Aceh Singkil masih mengungsi dan aktivitas warga di kota pesisir Barat Sumatra ini masih lumpuh. Tempat yang dijadikan pengungsian di antaranya Lapangan Meriam Gunung Sipoli, Gunung Meriah, Desa Gosong, Singkil Utara, Kompleks Astra dan Masjid Nurul Huda.

Warga belum berani kembali ke rumah karena takut terjadi gempa susulan. Apalagi saat gempa Senin malam silam diikuti gelombang air laut. Kondisi para pengungsi sangat memprihatinkan. Selain kekurangan bahan makanan, sebagian anak-anak juga mulai terserang penyakit [baca: Warga Simeulue Belum Menerima Bantuan].

Gempa juga merusakkan jaringan listrik dan telepon, sehingga aktivitas warga nyaris lumpuh. Kegiatan pemerintahan pun terhenti. Selain gedung-gedung pemerintahan yang rusak, para pegawainya juga ikut mengungsi. Kondisi ini makin menyulitkan upaya pemberian bantuan untuk para pengungsi.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini