Sukses

Dewa-Dewa Turun di Tegal

Untuk merayakan Cap Go Meh, 15 hari sejak Imlek, warga Tionghoa Kota Tegal, Jawa Tengah, secara turun-temurun melaksanakan ritual tangsin, persembahyangan dan arak-arakan selama sepekan penuh.

Liputan6.com, Tegal: Riuh suara hentakan genderang menggema di sekitar Klenteng Tek Hay Kiong, Kota Tegal, Jawa Tengah, pertengahan Februari silam. Malam itu, seorang pria diutus untuk memanggil roh para dewa yang dipercaya dapat memberikan kekuatan bagi warga Tionghoa di Tegal untuk merayakan Cap Go Meh.

Gerakan seorang pria itu tidak beraturan. Namun, dalam gerakan itu tersimpan kekuatan magis yang dipercaya berasal dari roh para dewa. Di kalangan penganut tridharma (Tao, Buddha dan Konghucu) tarian ini dikenal dengan sebutan tangsin.

Setelah para dewa turun ke bumi, para penari tangsin akan memakai baju ksatria laksana seorang panglima perang. Layaknya seorang panglima perang sungguhan para penari yang telah kerasukan roh itu pun mengambil sebilah pedang tajam.

Bagi orang normal, atraksi semacam tangsin dinilai cukup berbahaya. Selain memukulkan pedang ke seluruh tubuhnya, para penari pun menusuk lengannya dengan beberapa bilah besi runcing. Roh para dewa yang melindungi para penari dipercaya turut menjaga jiwa para penari sehingga tak ada yang terluka.

Seni tangsin muncul sekitar 24 Masehi dan mulai melegenda sejak masa kepemimpinan Dinasti Xie Han di Negeri Tiongkok. Bagi umat tridharma di Klenteng Tek Hay Kiong, seni tangsin dipercaya dapat menjaga prosesi Cap Go Meh dari roh-roh jahat. Tangsin selalu dimulai sebelum acara utama Cap Go Meh digelar. Cap Go Meh yang jatuh 15 hari setelah perayaan Imlek selalu dirayakan besar-besaran oleh umat tridharma di Kota Tegal. Perayaan itu berlangsung sepekan penuh.

Salah satu pertunjukan yang cukup menyeramkan tetapi dianggap membawa berkah adalah atraksi pemotongan lidah. Dengan menggunakan pedang tajam lidah sang penari disayat dan potongannya diletakkan di kertas Hu atau kertas keselamatan. Umat tridharma meyakini, kertas yang telah dilumuri darah memiliki nilai magis untuk menjauhi diri dari hal-hal yang buruk.

Tangsin terus berlanjut hingga para penari yakin roh jahat tak akan membuat kekacauan di bumi. Malam itu, prosesi tangsin disambut guyuran hujan dan sambaran petir. Mereka tetap melanjutkan prosesi tangsin karena di kalangan penganut tridharma, hujan bermakna keselamatan dan dan berkah.

Setelah prosesi mengusir roh jahat, esoknya umat tridharma Klenteng Tek Hay Kiong selanjutnya melaksanakan prosesi sembahyang pantai. Seluruh patung dewa yang dipuja di klenteng dibawa ke Pantai Alam Indah yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa. Bagi umat di Klenteng Tek Hay Kiong, sembahyang pantai wajib dilaksanakan. Sembahyang ini dilakukan untuk menghormati tokoh suci masyarakat Tionghoa yang hidup di Kota Tegal pada 1740, Tek Hay Cin Jien.

Pemujaan terhadap Cin Jien dilakukan karena tokoh ini dianggap telah berjasa bagi masyarakat Tegal. Dia membantu rakyat setempat membangun daerah dengan mengajarkan cara-cara bertani dan menjadi nelayan. Lantaran sikapnya yang bijak, etnis Tionghoa di Tegal menganggap Cin Jin setara dengan dewa.

Kisah kebaikan Cin Jien ini tak hanya dikenang oleh masyarakat Tionghoa Tegal. Hampir seluruh masyarakat Tionghoa yang hidup di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) mengganggap Cin Jien sebagai dewa yang harus dihormati. Lantaran itulah setiap perayaan Cap Go Meh tiba, seluruh patung Cin Jien yang berada di klenteng-klenteng pesisir Pantura dibawa ke Klenteng Tek Hay Kiong untuk disucikan.

Setelah patung-patung Cin Jien disusun rapi menghadap ke laut, sembahyang pun dilakukan. Sambil memegang hio, umat tridharma berdoa. Mereka berharap, para dewa di laut dan bumi akan memberikan kesejahteraan di tahun-tahun mendatang.

Usai prosesi persembahyangan, seluruh umat mendapatkan cap stempel nama Tek Hay Cin Jien di tubuh dan pakaian mereka. Tanda ini dikenal dengan stempel kesejahteraan. Umat tridharma percaya, dengan cap merah darah tersebut mereka akan mendapat perlindungan dari para dewa.

Setelah mendapatkan stempel kesejahteraan, warga Tionghoa itu pun kemudian membakar uang-uangan yang terbuat dari kertas. Mereka meyakini, uang-uangan kertas yang dibakar itu dapat menjadi tabungan berharga bagi mereka di akhirat kelak.

Setelah persembahyangan pantai, patung-patung dewa pun dibawa keluar kelenteng kembali. Namun, kali ini diletakkan di beberapa tandu yang telah dihias dengan berbagai ornamen. Tak lupa sejumlah uang-uangan kertas pun diselipkan di tubuh patung dewa-dewa sebagai tanda kesejahteraan dan keselamatan.

Puncak acara diisi dengan kirab membawa patung dewa keliling kota. Di tengah kesibukan mempersiapkan arak-arakan, para penari tangsin kembali memulai aksinya. Seperti aksi sebelumnya, penari tangsin mulai kerasukan roh dewa-dewa.

Dengan kekuatan supranatural, para penari ini menusukkan bilah-bilah besi berujung runcing menembus lidah dan mulutnya. Kedua tangan para penari pun ditusuk dengan besi-besi kecil menyerupai paku. Setelah semua prosesi magis dilaksanakan, para penari tangsin juga ikut berbenah untuk ikut pawai.

Arak-arakan ini memiliki maksud agar Tek Hay Cin Jien menyambut datangnya dewa bumi di tengah-tengah pengikutnya. Arak-arakan yang menggunakan tandu ini di kalangan orang Cina akrab disebut dengan kirab Toa Pe Kong. Acara menggotong Toa Pe Kong adalah mengarak sejumlah tandu atau joli keluar dari klenteng agar para dewa yang berada di langit turun memberi berkah bagi para pengikutnya.

Saat diarak, warga berebutan ingin mendapat giliran menggotong tandu yang cukup berat. Mereka percaya, jika dapat menggotong tandu akan mendapat berkah sepanjang tahun. Tak hanya umat tridharma, warga Tegal pribumi juga turut serta secara bergantian menggotong tandu. Sebagian warga pribumi yakin, berkah akan menyertai mereka jika ikut mengusung tandu. Namun, ada pula yang hanya ikut-ikutan memeriahkan tradisi yang sudah berjalan turun-temurun di Kota Bahari itu.(YYT/Tim Potret SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini