Sukses

Kemeriahan Menyambut Imlek di Kampung Pasar Lama

Suasana perayaan Imlek sudah mulai terasa di permukiman warga keturunan Tionghoa di Kampung Pasar Lama, Cileungsi, Bogor, Jabar. Kawasan Pasar Lama telah menjadi permukiman empat generasi warga Tionghoa.

Liputan6.com, Bogor: Lampion tergantung di depan rumah. Suasana lingkungan pun lebih meriah dengan dipasangnya patung naga dan burung hong serta berbagai hiasan berwarna merah. Sementara di depan pintu masuk sebuah vihara satu spanduk bertuliskan Gong Xi Fa Cai menyambut kedatangan warga keturunan Tionghoa. Gong Xi Fa Cai artinya selamat tahun baru, semoga rizki melimpah. Ya, itu semua memang pertanda bahwa perayaan Tahun Baru Imlek segera tiba. Tradisi yang juga disebut-sebut sebagai Lebaran Cina ini akan jatuh pada 9 Februari mendatang.

Kemeriahan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek sudah terasa di Kampung Pasar Lama, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Kawasan ini telah menjadi tempat permukiman empat generasi warga keturunan Tionghoa. Walau telah berasimilasi dengan penduduk lokal, warga kampung tetap menjaga dan melestarikan budaya warisan nenek moyang. Di antaranya merayakan Tahun Baru Imlek, kegiatan keagamaan aliran Konghucu.

Di kawasan ini berdiri sebuah bangunan tua yang menjadi kebanggaan warga keturunan Tionghoa di Pasar Lama. Di Vihara Dharma Bhakti atau Hian Tan Kong inilah mereka bersembahyang dan merayakan Imlek. Vihara Dharma Bhakti yang dibangun nenek moyang bangsa Tionghoa itu adalah vihara tertua di wilayah Bogor dan diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Seperti vihara lainnya, Vihara Hian Tan Kong juga memiliki ruangan untuk sembahyang. Seisi ruangan vihara tampak terang oleh cahaya sejumlah lilin yang diyakini bisa menerangi perjalanan hidup mereka.

Selain Vihara Dharma Bhakti atau Hian Tan Kong, di kawasan itu juga terdapat Kelenteng Saptya Dharma Indra Sarana. Di sana seorang pengurus sedang mempersiapkan upacara pemandian sejumlah patung dewa maupun dewi yang biasa dilakukan sepekan sebelum perayaan Imlek. Ritual ini diawali dengan permintaan izin upacara kepada sang dewa. Setelah itu, baru memandikan patung dengan lap yang telah dicelupkan ke dalam bak berisi air dan bermacam-macam bunga.

Suasana perayaan Imlek mulai terasa di beberapa wilayah di Ibu Kota. Di Pasar Pancoran, Glodok, Jakarta Pusat, misalnya. Di pasar yang telah menjadi pusat perdagangan sejak zaman Pemerintah Kolonial Hindia Belanda ini berbagai macam kebutuhan Imlek bisa ditemukan. Di antaranya lampion, perhiasan dari plastik, hingga baju anak-anak. Selain itu juga ada pernak-pernik lainnya, seperti uang emas, ayam emas, dan kue keranjang. Sebagian barang yang dijual diimpor dari Cina dan Malaysia.

Imlek memang identik dengan warna merah dan emas. Jadi, jangan heran apabila seluruh barang yang dijual di Pasar Pancoran pun berwarna merah dan emas. Bagi umat Tionghoa warna merah diyakini bisa membawa keberuntungan. Begitu juga dengan warna emas, simbol kemewahan dan kekayaan. Suasana Imlek berlangsung selama 15 hari yang diakhiri dengan upacara Cap Go Meh. Selama itu ditampilkan berbagai atraksi hiburan menarik, seperti barongsai, ular naga atau liong.

Setiap pernak-pernik Imlek pun mempunyai arti tersendiri. Hiasan pohon mei hwa, misalnya. Bunga mei hwa yang cantik biasanya mekar di musim salju saat tumbuhan lain layu dan tidak berkembang. Karena itulah, bunga mei hwa seakan memberi pesan untuk tetap optimistis dalam menjalani kehidupan. Sesulit apa pun kehidupan selalu ada harapan dan kesempatan.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini