Sukses

Gaji Sipir dan Tanggung Jawab Tak Sebanding

Tugas berat sipir penjara tak diimbangi kesejahteraan memadai. Padahal, tanggung jawab mereka tak enteng. Jangan heran ada di antara sipir bermain mata dengan napi yang berniat kabur.

Liputan6.com, Jakarta: Biasanya, mendengar kata penjara, yang terlintas di kepala adalah para narapidana. Padahal, penjara tak cuma napi, karena ada para sipir yang nasibnya kerap terlupakan. Ketika terjadi pelarian narapidana atau kerusuhan di dalam penjara, tudingan bernada negatif mengarah kepada para sipir. Mereka memang bertanggung jawab. Sayangnya, beban tugas berat ini tak diimbangi tingkat kesejahteraan memadai.

Menurut Kepala Rutan Salemba Bambang Krishbanu, semua rumah tahanan maupun lembaga pemasyarakatan di Indonesia dihuni jauh melebihi kapasitas. Rutan Salemba di Jakarta Pusat, misalnya. Penjara yang dibangun di atas lahan seluas empat hektare ini dihuni sekitar 2.000 napi. Padahal, kapasitas rutan hanya menampung 700 orang. Tak heran, di sana, kerap terjadi perkelahian antarnapi maupun kerusuhan yang membuat repot para penjaga tahanan.

Dengan fasilitas minim serta jumlah gaji yang berkisar antara Rp 400 ribu sampai Rp 900 ribu per bulan, para petugas ini, mau tak mau harus bersiaga selama 12 jam pada shif malam dan enam jam pada shif siang. Perbandingan antara risiko dan beban kerja para petugas dengan upah yang didapat, dirasa tak imbang.

Satu di antara sipir Salemba, M. Ginting, menurutkan, ia telah 25 tahun mengabdikan diri sebagai sipir dengan gaji sesuai golongannya, golongan tiga. Pria asal Sumatra Utara ini, harus membiayai hidup seorang istri dan tiga anaknya di sebuah rumah dinas, tak jauh dari tempatnya bekerja. Menurutnya, bertugas sebagai sipir adalah suatu pengabdian. Kendati jatah baju seragam hanya diberikan satu stel setahun serta minimnya tunjangan yang didapat, Ginting selalu menjalankan tugasnya dengan penuh semangat. Bahkan, nyawanya sempat terancam saat terjadi kerusuhan antarnapi di Salemba 16 tahun silam.

Minimnya kesejahteraan petugas jaga juga menimbulkan dampak buruk. Tak jarang ada di antara mereka yang terlibat atas pelarian tahanan karena tergiur uang yang telah dijanjikan. Bahkan, ada pula sipir yang terlibat peredaran narkoba di dalam penjara.(RSB/Yuke Mayaratih dan Arry Trisna)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini