Sukses

Wisata Alam dan Budaya di Akita

Prefektur Akita di Jepang bagian Barat Daya, dikenal sebagai objek wisata alam dan budaya lokal. Di wilayah setingkat provinsi ini terdapat Danau Tazawa dan Kastil Kakuodate peninggalan leluhur pada periode Edo.

Liputan6.com, Akita: Jepang termasuk negara yang sangat menghormati budaya tradisional. Salah objek wisata budaya lokal yang cukup dikenal dan dipromosikan baru-baru ini adalah di Prefektur Akita.

Akita adalah sebuah prefektur di Barat Daya Jepang. Selain dikenal sebagai lumbung padi Jepang juga tersohor dengan keindahan alam dan budaya yang memukau. Salah satu kekayaan alam Akita adalah Danau Tazawa. Danau kaldera ini memiliki kedalaman hingga 400 meter. Selain airnya yang berwarna biru keindahan Danau Tazawa semakin lengkap dengan pasir putih di pesisir serta pegunungan yang mengelilinginya.

Pada musim semi, bunga-bunga mulai bermekaran di sekitar danau ini. Tak jauh dari situ terdapat hutan pohon alder hitam. Bunga-bunga lain juga yang terhampar menyerupai permadani di antara pohon kastanye semakin menambah semarak musim semi di Akita. Kawasan sekitar Danau Tazawa juga memiliki sumber air panas yang dijadikan tempat pemandian. Mata air itu konon sudah ada dan digunakan sejak sejak 400 tahun lampau, tepatnya pada periode Edo.

Selain keindahan alam, budaya leluhur juga terus dipelihara dengan baik. Kastil Kuno Kakuodate adalah salah satunya. Peninggalan budaya dari zaman Samurai sekitar 380 tahun lampau, hingga kini masih berdiri tegar. Selain kastil Kakuodate, peninggalan budaya lainnya adalah kerajinan tangan Kabazaiku. Kerajinan ini dibuat dengan memanfaatkan kulit kayu yang dibuat menjadi bentuk-bentuk yang unik dengan hiasan pada bagian luarnya.

Penduduk Akita juga melestarikan festival tradisional yang dinamai Festival Lampion. Festival ini digelar setahun sekali oleh warga Kota Kanto sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah. Selain Festival Lampion, daerah ini khususnya di Semenanjung Oga juga dikenal Festival Namahage yang digelar setiap Tahun Baru tiba. Pada pergelaran ini para pemuda mengenakan topeng setan dan menakut-nakuti anak-anak. Tujuan festival ini ialah agar anak-anak selalu sehat dan bebas dari sial.

Satu lagi festival yang terkenal di prefektur ini adalah Festival Kamakura. Dalam acara tahunan ini anak-anak menyambut para tamu dengan berbagai minuman dan makanan di dalam rumah salju yang khusus dibangun untuk Dewi Air.(YYT/Yoh)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.