Sukses

Kondisi Pengungsi Aceh Memprihatinkan

Peta distribusi bantuan belum jelas sehingga beberapa daerah masih kekurangan bahan pangan dan sandang serta tenda. Pengungsi di Meulaboh, Aceh Barat, mencuci dengan air sungai yang masih bercampur mayat manusia.

Liputan6.com, Banda Aceh: Persediaan tenda untuk menampung pengungsi dilaporkan masih minim. Alhasil, pengungsi yang berdatangan ke Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, tidur beralaskan kain atau tegel. Mereka tidur di mana saja asal dapat dipakai istirahat. Bahkan, areal Bandar Udara Iskandar Muda juga digunakan pengungsi. Demikian pemantauan SCTV di Banda Aceh, Ahad (2/1) siang.

Sementara itu, sesuai instruksi Wakil Presiden Jusuf Kalla, pembersihan kota intensif dilakukan selama dua pekan ini. Tadi siang petugas dan sukarelawan terlihat masih membersihkan sisa-sisa puing bangunan yang terseret gelombang Tsunami, Ahad silam. Beberapa kawasan di Banda Aceh masih dalam kondisi berantakan karena peralatan berat untuk mengangkut masih kurang. Selain sarana fisik, sungai pun mulai disisir. Ketika penyisiran banyak ditemukan jenazah bertumpuk dengan sampah dan kayu-kayu.

Bantuan tenda, alat berat, dan makanan memang mutlak harus segera dialirkan ke Aceh. Soalnya, pengungsi di kawasan Lhoknga dan Pulo Aceh, Aceh Besar, dilaporkan mulai mengalami rawan pangan. Karena persediaan makanan menipis sebagian pengungsi lari ke Banda Aceh untuk mencari makanan. Kondisi ini disebabkan peta distribusi bantuan belum jelas. Sejauh ini, bahan makanan dibagikan secara acak lewat jalur udara atau darat [baca: Penyaluran Bantuan ke Aceh Masih Tersendat].

Kesulitan penduduk Meulaboh, Aceh Barat, mulai teratasi. Alat berat yang tiba di Meulaboh, kemarin, mulai dipakai membersihkan kota dari reruntuhan. Petugas juga terus mencari korban tewas yang berserakan di jalan atau tertimbun reruntuhan. Jenazah korban lantas dimakamkan di pesisir Pantai Karang Sutra, karena areal penguburan massal di Gunung Redang penuh [baca: Hari Keenam, Meulaboh Masih Sulit Dimasuki].

Namun seperti juga di Banda Aceh, pengungsi di Meulaboh masih mengharapkan bantuan tenda. Sebagian pengungsi terpaksa mempergunakan bangunan Sekolah Menengah Kejuruan 2 Meulaboh untuk menginap. Namun, mereka mengaku sudah mendapat bantuan makanan, pakaian, dan obat-obatan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan air, para pengungsi terpaksa mengambil dari sungai. Padahal, air sungai itu telah terkontaminasi mayat manusia dan sampah. Sedangkan warga yang rumahnya tidak terlalu rusak mulai berbenah.

Warga Meulaboh tidak seluruhnya berada di tengah kota saat ini. Ratusan warga lain masih mengungsi ke pegunungan, termasuk 65 personel Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatra Selatan yang tengah bertugas di Meulaboh. Puluhan polisi tersebut adalah sebagian dari 100 yang selamat dari terjangan Tsunami.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini