Sukses

Usai Mengunjungi Timur Tengah, Gus Dur Puas

Lawatan Presiden Wahid ke negara-negara Timur Tengah dan beberapa negara Afrika dinilai berhasil. Gus Dur meminta semua peluang kerja sama ditindaklanjuti.

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan, lawatannya ke beberapa negara Timur Tengah dan Afrika berhasil membuka jalan untuk kerja sama dagang dan investasi. Karena itu, Presiden meminta pelaku bisnis menindaklanjuti jalan yang telah terbuka itu, sehingga segera terealisir. Harapan tersebut dikemukakan Gus Dur kepada wartawan seusai melawat ke Yaman, Uni Emirat Arab, Mesir, Nigeria, dan Sudan, baru-baru ini.

Dalam kunjungan ke Yaman, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan Presiden Ali Abdullah Saleh. Dalam pertemuan tersebut ada komitmen dari pemerintah Yaman untuk membeli persenjataan produksi PT Pindad dan pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia. Pertemuan tersebut juga akan menindaklanjuti kerja sama dalam bidang perminyakan dan perdagangan barang konsumsi.

Sementara itu, dalam kunjungan ke Uni Emirat Arab, Indonesia akan menjadikan negara tersebut sebagai gerbang ekspor produk Indonesia ke negara-negara Arab lain. Pada periode 2000/2001 ekspor Indonesia ke negara itu mencapai US$ 1 miliar. Negara itu juga adalah sumber devisa yang tak kalah penting. Pasalnya, sekitar 30 ribu tenaga kerja Indonesia bekerja di Uni Emirat Arab dengan rata-rata gaji per bulan sebesar US$ 200.

Selanjutnya, Gus Dur mengadakan kunjungan ke Mesir sekaligus menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi D-8 (Developing Eight). KTT tersebut membuat landasan untuk persiapan menghadapi perdagangan global 2003. Hasil pertemuan tersebut dirumuskan dalam Deklarasi Kairo. Isinya meminta negara maju segera mengambil langkah kongkrit untuk mengurangi beban utang negara-negara berkembang. Selain itu negara-negara maju pun dituntut untuk berlaku adil dalam perdagangan internasional.

Selain itu, Gus Dur juga mengadakan lawatan ke Nigeria dan Sudan. Indonesia akan memanfaatkan Nigeria sebagai pintu masuk produk Indonesia ke Amerika Serikat. Pasalnya, Nigeria mempunyai perjanjian bebas kuota dengan AS. Nigeria juga rencananya akan membeli pesawat CN-235 dan sejumlah helikopter dari Indonesia. Sedangkan dalam pertemuan dengan Presiden Sudan Omer Al Bashir, dicapai kesepakatan untuk menjalin kerja sama dalam pembangunan pabrik semen dan dalam bidang pertanian.(YYT/Bayu Sutiono dan Joni Akbar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini