Sukses

Teluk Buyat Benar Tercemar Arsen Tinggi

Kesimpulan tersebut berdasarkan penelitian Tim Terpadu Kasus Buyat bentukan Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar. Empat dari enam sumur milik penduduk Teluk Buyat juga mengandung arsen tinggi.

Liputan6.com, Jakarta: Penyebab pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara makin jelas. Rabu (15/12), Tim Terpadu Kasus Buyat yang baru pulang dari Teluk Buyat menyimpulkan bahwa air teluk tercemar logam berat arsen (As). Hasil penelitian selama Agustus sampai September 2004 juga memastikan arsen atau arsenik itu berasal dari pembuangan tailing atau limbah tambang PT Newmont Minahasa Raya (NMR).

Ketua Tim Terpadu Kasus Buyat, Masnellyarti Hilman menjelaskan, pencemaran teluk akibat pembuangan tailing di bawah termoklin atau lapisan di perairan di mana terjadi perubahan suhu yang cepat pada arah kedalaman atau vertikal. Limbah tailing PT NMR dibuang ke pembuangan yang kedalamannya hanya 82 meter dari permukaan perairan. Padahal sesuai analisa dampak lingkungan, lokasi pembuangan limbah harus sedalam 110 meter di bawah termoklin. Dampaknya, limbah mencemari biota laut dan lingkungan di sekitar Teluk Buyat.

Masnellyarti menambahkan, empat dari enam sumur milik warga Buyat mengandung arsen sebesar 0,07 mikrogram. Kandungan ini dinilai lebih dari standar baku mutu air minum sesuai ketetapan Departemen Kesehatan, yaitu 0,01 mikrogram. Hasil yang dipublikasikan oleh Tim Terpadu Kasus Buyat berbeda dengan kesimpulan penelitian tim yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri [baca: Pencemaran Tak Terbukti, Karyawan NMR Dituntut Dibebaskan].

Namun, hasil penelitian tim tersebut kini bisa dimentahkan kembali. Sebab, beberapa waktu silam, pemerintah juga telah menyatakan Teluk Buyat dan Teluk Ratatotok mengalami pencemaran lingkungan. Di kedua teluk ini terdapat kandungan arsenik atau arsen melebihi ambang batas yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan biota laut [baca: Pemerintah Memastikan Teluk Buyat-Ratatotok Tercemar].(KEN/Cindy Agustina dan Hengki Rahman)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.