Sukses

Rekaman Perjalanan Kaum Sarungan di Museum NU

Selain menyimpan buku-buku bersejarah, Museum NU juga memamerkan benda-benda bersejarah yang pernah dipakai para kiai pendiri NU pada masa lampau. Di antaranya tongkat pendiri NU, K.H. Hasyim Asya`ari.

Liputan6.com, Surabaya: Warga Nahdlatul Ulama (NU) kini memiliki sebuah museum. Peresmian museum perjalanan NU ini seakan menjadi kado istimewa warga nahdiyin yang tengah menggelar muktamar ke-31 di Boyolali, Jawa Tengah. Museum NU yang diresmikan Rois Aam Pengurus Besar NU Kiai Haji Sahal Mahfudz ini berdiri di Jalan Gayungsari, Surabaya, berseberangan dengan kantor baru Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur.

Museum menampilkan cerita di balik sejarah panjang perjalanan organisasi massa terbesar di Tanah Air ini. Selain menyimpan buku-buku bersejarah, museum juga memamerkan benda-benda bersejarah yang pernah digunakan para kiai pendiri NU pada masa lampau. Yang pasti, nuansa kenangan NU sangat tergambar di museum ini.

Barang yang dipamerkan di antaranya kitab kuning yang digunakan warga NU, seperti Tafsir Jalalain hasil pengajaran Kiai Haji Hasyim Asya`ari di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jatim. Tongkat pendiri NU itu pun dipajang dalam museum. Ada juga dokumen dari Wali Songo yang berupa Kitab Anbyo (bercerita tentang nabi-nabi berbahasa Jawa). Selain itu ada Alquran tulisan tangan berusia 300 tahun dan kitab tafsir berusia 200 tahun yang ditulis Kiai Muhammad dari Babat, Lamongan, Jatim.

Sementara senjata pejuang NU yang dipamerkan, di antaranya Keris Bonang Serempeng. Senjata ini diyakini akan membuat pemakainya memiliki kekebalan tubuh. Keris ini dipakai pejuang NU saat mengusir Belanda dalam agresi di Mojokerto, Jatim. Senjata ini merupakan salah satu barang bernilai historis tinggi.

Benda sejarah lainnya adalah sepeda angin yang dipakai K.H. Mahfudz ketika menjabat Rois Aam NU Madiun periode pertama. Dengan sepeda angin itulah, Mahfudz menghadiri beberapa pertemuan NU tingkat nasional. Memorial NU kian kental tatkala pengunjung melihat foto Laskar Hizbullah Surabaya yang mampu bertarung melawan pasukan Inggris dalam pertempuran 10 November sebelum melawan tentara Sekutu.

Pengurus Museum NU akan terus menambah koleksi dengan menghubungi ahli waris para kiai sepuh pendiri NU. Selain itu, pengurus akan melakukan perburuan langsung ke Kota Leiden, Belanda, yang diyakini banyak menyimpan koleksi bersejarah tentang NU.

Museum NU ini merupakan hasil patungan beberapa pihak. Diperkirakan, dana yang dihabiskan untuk pembangunan itu mencapai Rp 2 miliar. Keberadaan museum ini akan disosialisasikan kepada warga nahidiyin dalam Mukmatamar ke-31 NU.(DEN/Nurul Rahmawati dan Arie Wiriawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.