Sukses

Masjid Cut Meutia, Warisan Peninggalan Belanda

Masjid Cut Meutia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, masih berdiri megah. Sebelum menjadi tempat ibadah umat Islam, bangunan yang didirikan tahun 1820 itu pernah beberapa kali mengalami pergantian fungsi.

Liputan6.com, Jakarta: Masjid Cut Meutia di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, masih tegak berdiri. Tempat ibadah umat Islam yang menggunakan bekas gedung perkantoran zaman Kolonial Belanda itu dirancang oleh arsitek asal Negeri Kincir Angin bernama P.J.S. Moojen. Saat itu, ia bekerja di perusahaan NV de Bouwploeg yang merancang dan membangun kawasan Niew Gondangdia atau Kota Taman Menteng.

Gedung bergaya arsitektur peralihan antara historis ke rasionalis ini telah beberapa kali ganti fungsi. Mulai dari Kantor Perdagangan Pemerintah Belanda, Kantor Pengembang Kawasan Menteng, Kediaman Gubernur Jenderal Belanda, Kantor Dinas Perumahan pada masa kemerdekaan, hingga Kantor MPRS.

Seperti bangunan masa kolonial pada umumnya, Masjid Cut Meutia pun memiliki jendela kaca patri indah dengan bukaan besar. Selain itu, kubah yang tinggi juga membuat sirkulasi udara dalam masjid ini terasa lapang. Tiang dan balkon yang berada di sisi kiri kanan bangunan menambah konstruksi bangunan tampak indah dan megah.

Masjid Cut Meutia untuk pertama kali digunakan sebagai masjid pada tahun 1972 atas inisiatif Jenderal Besar A.H. Nasution. Karena saat itu, warga Menteng membutuhkan tempat ibadah.

Kini, Masjid Cut Meutia terus memberdayakan program keagamaan untuk majelis taklim dan remaja masjid. Bahkan, Masjid Cut Meutia tidak hanya menjadi tempat ibadah warga Menteng, tetapi juga bagi para petinggi negara, seperti keluarga mantan Presiden Soeharto.(JUM/Esther Mulyanie dan Gatot Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.