Sukses

FPI Tetap Merazia, Dua Warga Dihajar

Massa FPI memukuli dua orang warga hanya karena korban melintas saat dilakukan penggerebekan. Seorang pejalan kaki bernama Robi terluka di bagian kepalanya akibat sabetan parang. Kafe yang sudah tutup juga dirusak.

Liputan6.com, Jakarta: Peringatan Kepolisian Daerah Metro Jaya kepada organisasi massa supaya tak melakukan penertiban, ternyata tidak mendapat tanggapan. Buktinya, massa Front Pembela Islam (FPI) kembali menggerebek sejumlah tempat hiburan malam di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (22/10) malam. Sebuah kafe, Star Deli, hancur, dan dua warga terluka dalam penertiban ala FPI ini. Mereka berdalih kafe baru saja tutup karena masih terasa dinginnya air conditioning. Padahal, kafe di kawasan Kemang, itu sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB.

Penyisiran laskar FPI dimulai dari kawasan Jalan Saharjo, Tebet, sekitar jam 21.30 WIB. Sejak awal, patroli polisi dari Kepolisian Sektor Metro Pancoran, sudah mengawal rombongan. Di sana, mereka semula hendak menghancurkan tempat biliar, Rachmat, yang saat didatangi sudah tutup. Penjaga biliar menyatakan, tempat itu tutup selama Ramadan. Anehnya, massa FPI tetap mendesak agar pemilik menandatangani pernyataan tidak buka selama Bulan Suci.

Sekitar 500 orang anggota FPI kemudian bergerak ke arah Pasarminggu, Jakarta Selatan. Di sana, mereka sempat menghancurkan beberapa botol minuman keras yang ditemukan dari sebuah kios di depan Stasiun Pasarminggu. Massa FPI sempat memukuli beberapa orang yang kebetulan lewat saat penggerebekan dilakukan. Selain korban yang bocor kepalanya, seorang pejalan kaki bernama Robi terluka di bagian kepalanya akibat sabetan parang. Robi sempat beberapa lama berlindung di dalam got selokan, sebelum akhirnya ditolong masyarakat.

Aksi penggerebekan ala FPI ini merupakan kelanjutan dari aksi sehari sebelumnya yang dilakukan di kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat [baca: FPI Merazia Tempat Judi]. Saat itu, mereka menghancurkan tiga buah mesin judi jackpot yang ditemukan di dalam areal penitipan mobil. Aksi ini memancing warga sekitar. Warga berebut memungut ratusan uang haram yang tercecer setelah ditinggalkan massa FPI.

Ulah main hakim sendiri yang dilakukan massa FPI ini disayangkan Kepolisian Daerah Metro Jaya. Dan polisi mengimbau aksi FPI dihentikan karena meresahkan masyarakat [baca: Organisasi Massa Diminta Menghentikan Razia]. Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Tjiptono, penertiban yang dilakukan organisasi massa kerap dibumbui kekerasan dan perusakan. Aksi juga sering mengarah ke tempat hiburan yang sudah ditutup sejak awal Bulan Puasa.

Razia serupa juga digelar di Lamongan, Jawa Timur. Hanya saja, penertiban tempat hiburan malam di sana dilakukan tim gabungan Satuan Polisi Pamong Praja, Komando Distrik Militer, dan Kepolisian Resor Lamongan. Razia difokuskan ke sejumlah hotel yang diduga dijadikan tempat prostitusi. Di sebuah kamar hotel di kawasan Babat, tim memergoki pasangan bukan suami istri. Semula, keduanya mengaku pasangan suami-istri yang sedang beristirahat setelah berbelanja di mal. Namun, tim tetap membawa mereka ke Markas Polres Lamongan, karena tak bisa menunjukkan identitas diri.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.