Sukses

Menolak Muktamar, Warga NU Menggelar Mubes Tandingan

Sebagian warga Nahdlatul Ulama berencana menggelar musyawarah besar yang digelar di Pondok Pesantren Miftahul Muta`allimin, Babakan, Cirebon, Jabar. Mubes tandingan untuk memprotes Hasyim Muzadi.

Liputan6.com, Yogyakarta: Sejumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai wilayah di Tanah Air akan menggelar musyawarah besar (mubes). Mubes ini sengaja diadakan untuk menolak Muktamar Pengurus Besar NU (PBNU) yang menurut rencana berlangsung pada 28 Oktober-4 November mendatang di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Demikian dikemukakan penasihat panitia mubes, Kiai Haji Shofiyullah M.Z. di Yogyakarta, baru-baru ini.

Shofiyullah mengklaim, mubes tandingan didukung Abdurrahman Wahid dan sebagian kiai khos. Mubes NU yang digelar pada 8-10 Oktober 2004 di Pondok Pesantren Miftahul Muta`allimin, Babakan, Cirebon, Jawa Barat, ini bertujuan mengembalikan NU pada Khittah 1926.

Motor Mubes NU berpendapat sikap Hasyim Muzadi sudah keterlaluan karena telah membawa NU ke politik praktis pada pemilihan presiden silam. Apalagi, upaya itu disertai mobilisasi arus bawah NU dengan memanfaatkan forum-forum keagamaan seperti pengajian dan istigotsah. Shofiyullah menegaskan, sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap PBNU saat ini, dia sepakat tidak menghadiri muktamar di Boyolali.

Agaknya nahdiyin Yogyakarta yang paling getol menyerang Hasyim Muzadi. Sementara Ketua PBNU Salahuddin Wahid yang juga calon wakil presiden dari Partai Golongan Karya pada Pemilu 2004 sama sekali tidak dikritik. Protes terhadap Hasyim diteriakkan Komite Bersama Warga Nahdlatul Ulama Penyelamatan Khittah 1926 Daerah Istimewa Yogyakarta pada September silam [baca: Nahdiyin Yogyakarta Menolak Kembalinya Hasyim Muzadi].(TNA/Wiwik Susilo dan Ferry Aditri)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini