Sukses

Pelantikan Anggota DPRD Jambi Nyaris Ricuh

Sejumlah mahasiswa Jambi hampir bentrok dengan polisi yang mengamankan acara pelantikan. Mereka meminta anggota Dewan menandatangani kontrak politik sebelum dilantik. Aksi serupa juga berlangsung di Bandung.

Liputan6.com, Jambi: Pelantikan anggota DPRD yang digelar di sejumlah kota pada Senin (23/8), nyaris berantakan. Sejumlah mahasiswa terlibat perang urat syaraf dengan polisi yang mengamankan lokasi pelantikan. Di Jambi, mahasiswa dari beberapa universitas nyaris bentrok dengan polisi. Beruntung ketegangan itu tidak mengganggu acara pelantikan 40 anggota DPRD Kota Jambi.

Para mahasiswa datang bergelombang ke Gedung DPRD Kota Jambi. Kedatangan mereka ke sana dihalangi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi dan sejumlah polisi. Beberapa mahasiswa kemudian mencoba memanjat pagar Gedung DPRD. Namun aksi mereka kembali gagal karena dihalangi polisi. Akhirnya, mahasiswa mengalah. Mereka hanya berorasi di luar gedung. Dalam tuntutannya, mereka meminta ke-40 anggota Dewan menandatangani kontrak politik sebelum dilantik. Kontrak politik yang dituntut mahasiswa berisi harapan agar anggota DPRD dapat menjadi kontrol bagi eksekutif, menegakan supremasi hukum, dan siap meletakkan jabatan jika ada yang melanggar kontrak politik.

Unjuk rasa juga berlangsung saat pelantikan anggota DPRD Cimahi yang dilaksanakan di Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Para pengunjuk rasa menuntut anggota legislatif bermasalah tidak dilantik. Selain itu, para demonstran juga menuntut Komisi Pemilihan Umum Cimahi dibubarkan karena tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Namun aksi ini tidak menggangu pelantikan dan pengambilan sumpah anggota DPRD Cimahi.

Sementara itu di Kabupaten Bandung, sekitar 150 pengunjuk rasa anggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia berunjuk rasa di Gedung DPRD Kabupaten Bandung. Mereka menuntut anggota Dewan yang sedang dilantik di dalam gedung harus mampu memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Di Gresik, Jawa Timur, mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa se-Gresik dan Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia juga menyampaikan tuntutan yang nyaris serupa. Mereka menuntut anggota DPRD yang dilantik mengutamakan kepentingan rakyat dan bersih dari korupsi [baca: Pelantikan Anggota DPRD Gresik Diwarnai Unjuk Rasa]. Mahasiswa sempat saling dorong dengan polisi setelah aparat keamanan memblokir pintu.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini