Sukses

Hipsdi, Wadah Penyandang Cacat Menyalurkan Bakat

Wadah ini dibentuk untuk menyalurkan seniman yang memiliki keterbatasan fisik. Agum Gumelar ditunjuk sebagai Ketua Penasehat Hipsdi. Penderita diferensia menolak diperlakukan diskriminatif.

Liputan6.com, Jakarta: Keterbatasan fisik bukan hambatan dalam berkarya. Buktinya, tadi malam sejumlah seniman yang memiliki kekurangan fisik memperlihatkan kebolehannya memperagakan Tari Payung dan sejumlah nyanyian. Acara tersebut digelar untuk memeriahkan pendirian Himpunan Pelaku Seni Diferensia Indonesia (Hipsdi) di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Sabtu (7/8). Selain dihadiri mantan calon wakil presiden Agum Gumelar selaku Ketua Penasehat Hipsdi, acara itu dihadiri Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika.

Kata diferensia dipilih untuk mengantikan kata cacat yang bermakna negatif. Kata cacat dianggap tidak layak lagi digunakan untuk manusia. Selain itu, tidak selamanya penyandang kekurangan fisik juga kalah dalam berkarya. Dalam deklarasi ini pencinta seni diferensia menolak diperlakukan diskriminatif.

Perkumpulan ini dibentuk untuk menampung potensi dan mengembangkan bakat di bidang seni orang-orang yang mengalami keterbatasan fisik. Sebagai kreasi pertama HIPSDI, sejumlah anggota akan mengikuti festival penyandang cacat di Beijing, Cina pada pertengan bulan ini.(YAN/Aldi Yarman dan Dwi Nindyas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini