Sukses

[VIDEO] Sumartono, Aktivis PMI Penggerak Pengobatan Gratis

Aktif dalam belasan organisasi sosial membuat Sekretaris PMI Surakarta, Sumartono dijuluki perekat komunitas Jawa Tengah.

Menerima telepon darurat adalah hal yang biasa bagi Khoe Liong Hauw atau Sumartono Hadinoto. 24 Jam setiap hari ia siap membantu siapa saja. 8 Tahun terakhir, Sumartono dipercaya jadi pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Surakarta.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (23/2/2014), sebagai Sekretaris PMI, bersama sejumlah relawan lain, Sumartono membuat PMI Surakarta jadi satu-satunya cabang PMI yang tidak menggunakan dana APBD.

Berkat Sumartono, 6 unit mobil ambulans dari sejumlah organisasi siap beroperasi dalam koordinasi PMI Surakarta dengan gratis.

Aktif dalam belasan organisasi sosial membuat Sumartono dijuluki perekat komunitas Jawa Tengah. Sepak terjang mantan ketua KONI Surakarta ini dipahami betul oleh orang-orang terdekatnya.

Perjalanan hidup Sumartono tidaklah mulus. Kehilangan ayah saat lulus SMP membuat Sumartono terpuruk. Pupuslah cita-citanya untuk menjadi dokter. Usaha warisan dari orang tua pun menjumpai kegagalan.

Kegagalan ini membuat Sumartono akhirnya sering memikirkan makna hidup. Saat SMA, ia bergabung dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) untuk mengenal lebih banyak orang dari beragam latar belakang.

Pada tahun 70-an, Sumartono juga bergabung dengan organisasi sosial Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS). Dari organisasi ke organisasi, cakrawala pemikiran Sumartono berkembang. Benih-benih jiwa sosial terus tumbuh.

Hingga sekarang, masyarakat yang butuh pengobatan murah bisa datang ke balai pengobatan PMS. Biayanya hanya Rp 8 ribu. Untuk menyediakan layanan ini, PMS menyiapkan subsidi puluhan juta rupiah setiap tahunnya.

Rumah duka Thiong Ting juga menyediakan tempat gratis bagi kalangan tak mampu. Sumartono memang tidak bekerja sendirian. Dia menggalang rekan-rekannya sesama pengusaha dan relawan untuk memungkinkan ini terwujud.

Atas prakarsa Sumartono, PMI Surakarta memiliki griya khusus bagi penderita gangguan jiwa. Sekarang, masing-masing dari 128 penghuni mendapat subsidi sekitar Rp 500 ribu perbulan.

Dalam usia 58 tahun, Sumartono tetap aktif di berbagai organisasi sosial. Upayanya untuk berbagi belum akan berhenti. (Nfs/Riz)

Baca juga:

[VIDEO] Pasutri di Depok Bantu Ekonomi Warga Melalui Bank Sampah
[VIDEO] Budi Satrio, Ubah Desa Tertinggal Jadi Melek Internet
Bekasi Banjir Lagi, Walikota Rahmat Effendi Minta Maaf

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini