Sukses

Banjir Masih Melanda India dan Bangladesh

Hingga kemarin, korban tewas mencapai 586 jiwa. Perdana Menteri Bangladesh Begum Khaleda Zia meninjau wilayah negara yang terendam banjir. Di Tibet, Cina luapan air danau sudah mencapai tingkat kritis.

Liputan6.com, Bangladesh: Banjir yang melanda Kota Dhaka, Bangladesh, selama dua pekan terakhir masih berlanjut. Hingga Senin (2/8), sedikitnya 586 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit setempat akibat penyakit diare. Kemarin, Perdana Menteri Bangladesh Begum Khaleda Zia meninjau wilayah negara yang terendam banjir. Selain memberikan bantuan, Begum juga menyakinkan mengenai upaya yang telah ditempuh pemerintah dalam menangani banjir.

Para ahli menilai, banjir kali ini adalah yang terburuk di negara tersebut sejak 1998 silam. Penyebab banjir sejauh ini belum diketahui pasti. Pasalnya, selain meluapnya sungai akibat hujan deras dan melelehnya salju di Gunung Himalaya, penyebab banjir bisa jadi karena penebangan hutan liar dan parahnya sistem saluran pembuangan air. Apalagi, secara geografis sistem pembuangan air di sana dikelilingi sembilan anak sungai.

Hingga kini, banjir telah merendam dua pertiga wilayah Bangladesh. Dhaka misalnya, sekitar 40 persen wilayah yang dihuni lebih dari 10 juta orang tidak luput dari genangan air. Pemerintah Kota Dhaka pun mengaku suli mengalihkan banjir dari tempat tersebut [baca: Korban Tewas Banjir di Bangladesh Bertambah].

Di tempat terpisah, Pemerintah India memberlakukan siaga satu. Pasalnya, luapan air danau yang terletak di Tibet, yaitu perbatasan antara India dan Cina, sudah mencapai tingkat kritis. Jika hujan terus mengguyur kawasan tersebut, danau berukuran 3.500 meter x 800 meter dan berkedalaman 15 meter ini diyakini akan terus meluap dan membanjiri wilayah di bawahnya.

Menurut para ahli, tanda-tanda danau akan meluap terlihat dari meningkatnya ketinggian air di Bendungan Sutlej, yang terletak di wilayah Kinnaur, India. Hal ini mendorong pejabat setempat mendesak warga yang tinggal di sekitar bendungan agar segera mengungsi.

Sementara itu, hingga Ahad silam, cuaca di India belum membaik. Hujan deras masih tetap mengguyur, dan diperkirakan akan terus berlangsung selama 24 jam. Di Mumbai, hujan deras telah mengakibatkan terendamnya jalur kereta api. Di Kota Vikhroli, angin kencang melanda kawasan tersebur hingga menyebabkan rubuhnya dinding rumah. Akibatnya, enam orang cedera. Angin besar juga merubuhkan sejumlah pohon dan mengakibatkan kerusakan pada sejumlah kendaraan.

Banjir besar juga melanda wilayah Assam dan Bihar, India, sejak dua pekan silam [baca: Ratusan Rumah Terendam Banjir di India]. Banjir juga membuat sejumlah ruas jalan raya terputus, sehingga menggganggu pasokan bahan makanan dan obat-obatan.(AIS/Yes)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.