Sukses

Efek Kelud Sampai Australia, Pesawat Dipaksa Balik Arah

Semua penerbangan maskapai Virgin Australia ke Bali, Pulau Christmas, dan Kepulauan Cocos dibatalkan.

Sejak Kamis malam 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB, Kelud muntab. Gunung itu memuntahkan jutaan meter kubik material berupa abu dan pasir, hingga ketinggian 17 kilometer.

Akibatnya, Kediri hujan kerikil, Yogyakarta hingga Tasikmalaya diselimuti abu. Bandara ditutup, sejumlah penerbangan dibatalkan. Dampak erupsi Kelud juga terasa hingga Australia.

Semua penerbangan maskapai Virgin Australia ke Bali, Pulau Christmas, dan Kepulauan Cocos dibatalkan. Sejumlah burung besi yang terlanjur mengudara, dipaksa berbalik arah. Itu semua gara-gara abu vulkanik Kelud.

"Akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud di Indonesia, jalur penerbangan penerbangan ke DPS (Denpasar) terhambat. Kami harus membatalkan semua layanan DPS hari ini," demikian pernyataan maskapai Virgin, seperti dimuat AAP, Jumat (14/2/2014).

"Staf meteorologi kami terus menerus memantau situasi cuaca, dan terus berkonsultas dengan Volcanic Ash Advisory Centre di Darwin. Kami akan memulai kembali operasi secara normal secepat mungkin, sampai kondisi kembali aman."

Setidaknya 3 bandara besar di Indonesia juga telah ditutup menyusul letusan Gunung Kelud: Bandara Adisucipto Yogyakarta, Bandara Adi Sumarmo Solo, dan Bandara Juanda Surabaya.

Bahaya Abu pada Pesawat

Mengapa abu vulkanik sampai membuat bandara ditutup dan penerbangan dibatalkan? Meski berupa partikel kecil, jangan pernah remehkan abu letusan gunung berapi.

Abu vulkanik yang mencapai ketinggian penerbangan sangat membahayakan pesawat. Bisa mengganggu bekerjanya mesin pesawat. Dalam 30 tahun belakangan tercatat terjadi lebih dari 60 kasus kerusakan mesin pesawat akibat abu vulkanik.

Kasus kerusakan mesin pesawat di Indonesia pernah terjadi saat peristiwa letusan Gunung Galunggung beberapa tahun lalu. Ketika itu pesawat maskapai penerbangan British Airways terpaksa mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sedang di luar negeri, ada kasus pesawat rusak akibat dampak  meletusnya Gunung Pinatubo di Filipina.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut, abu vulkanik bisa mengganggu kinerja mesin, yang bisa berujung pada gagal mesin. "Mengurangi efisiensi pencampuran bahan bakar dan membatasi udara yang melewati mesin," demikian Liputan6.com kutip dari situs USGS.

Abu juga mengikis bagian-bagian mesin, termasuk kompresor dan pisau turbin, yang mengurangi efisiensi mesin yang bergerak.

Tak hanya itu, abu juga merusak eksterior pesawat. Sebab, sifatnya abrasif. "Setiap permukaan pesawat yang menghadap ke depan kemungkinan akan rusak, termasuk kokpit dan jendela kabin depan," kata USGS.

Jendela kokpit yang terkelupas bisa membuat pilot kesulitan melihat landasan pacu untuk mendaratkan pesawat. Akibatnya bisa fatal.

USGS juga mengatakan, abu vukanik juga berpotensi merusak interior pesawat. "Abu bisa menyumbat filter udara dan menyebar ke seluruh kabin."

Akibatnya, abu bisa mengotori dan merusak perlengkapan kabin: karpet, sarung jok, dan bantal. Juga dapat merusak sistem elektronik pesawat, termasuk pembangkit listrik dan instrumen navigasi. Yang lebih parah, membuat semua penumpang sesak napas. (Ein/Mvi)

Baca juga:

Letusan Kelud: Bahaya yang Mengintai dari `Ring of Fire`
Penerbangan Dibatalkan, Garuda Jamin Tiket Tidak Hangus


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini