Sukses

Terkuak! Senjata Rahasia AS di Perang Dingin: Ransel Nuklir

Kecil-kecil, kekuatan senjata itu bahkan ada yang lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan ke Kota Hiroshima. Memicu kemusnahan massal.

Sudah jadi pengetahuan umum, selama Perang Dingin, Amerika Serikat menyimpan bom dan rudal nuklir, namun jarang yang tahu tentang rencana Negeri Paman Sam menggunakan 'ransel nuklir'.

Pasukan elit belajar cara menggunakan bom yang disebut B54 Special Atomic Demolition Munitions (SADMs) -- jika pihak komunis yang dikomandoi Uni Soviet menyerang sekutu seperti eks Jerman Barat.

Meski berat, SADMs bisa disimpan dalam ransel dan diangkut dengan menggunakan parasut, misi penyelaman bawah laut, dan bahkan ski.

Ransel berisi nuklir itu juga bisa digunakan untuk kebutuhan strategis: menghancurkan jembatan, jalan, dan bahkan bukit, jika pasukan Rusia menyerbu negara-negara di mana mereka bisa dengan mudah mengalahkan pasukan AS. Satu-satunya kekurangannya: bisa menyebabkan kehancuran total.

Cara pengaktifannya pun relatif mudah, menggunakan pengatur waktu atau timer.

"Gagasan bahwa dunia makin dekat dengan penggunaan senjata nuklir di medan perang sepenuhnya nyata," demikian dimuat Business Insider, seperti Liputan6.com kutip dari Newser.

Dalam kronik prajurit pasukan khusus AS 'When elite US forces strapped nukes to their backs',  Adam Rawnsley dan David Brown, menulis, tentara pilihan dari Army engineer, Special Forces, juga Navy SEAL, serta para marinir, dilatih untuk menggunakan bom, yang dikenal sebagai 'ransel  nuklir' di medan perang dari Eropa Timur, Korea, hingga Iran.

"Pasukan dilatih melakukan parasut atau scuba diving di belakang garis musuh dengan senjata nuklir kecil mereka," demikian dimuat situs sains Smithsonian Magazine.

Kecil-kecil, kekuatan senjata itu bahkan ada yang lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan ke Kota Hiroshima, Jepang.  "Bisa menghancurkan medan perang apapun dan radiasi niscaya menyebar ke daerah sekitar."

Untungnya senjata itu tak pernah digunakan. Dan, unit yang dilatih menggunakan SADMs tak berumur panjang.

Ketika ketegangan akibat Perang Dingin memudar, AS menarik  SADMs dari depot penyimpanan di seluruh dunia dan menghentikan proyek tersebut pada 1989. (Ein/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini