Sukses

AS-Korsel Tetap Lanjut Latihan Perang, Korut Tebar Ancaman

AS dan Korsel mengumumkan bahwa mereka tetap akan mengadakan latihan militer gabungan pada 24 Februari hingga 18 April 2014

Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) mengumumkan bahwa mereka tetap akan mengadakan latihan militer gabungan pada 24 Februari hingga 18 April 2014, meski pihak Korea Utara menentang keras.

Pyongyang memprotes latihan gabungan tersebut, menyebutnya sebagai 'latihan perang'.

Dalam pernyataannya, Combined Forces Command (CFC) atau Komando Pasukan Gabungan Korut telah diberitahu tentang rencana latihan militer tersebut.

"Komando PBB telah menginformasikan Tentara Rakyat Korea di Korut melalui misi Panmunjom mereka mengenai tanggal kedua latihan: Key Resolve dan Foal Eagle, serta sifat non-provokatif pelatihan ini," kata komando dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Reuters, Senin (10/2/2014).

Key Resolve merupakan simulasi militer berbasis komputer. Sedangkan Foal Eagle merupakan latihan militer yang melibatkan angkatan darat, laut, dan udara. Kedua latihan tersebut dirasa penting untuk memperkuat kesiapan bersama Republik Korea dan AS.

Namun tampaknya Korut tidak senang dengan latihan militer yang melibatkan lebih dari 10 ribu tentara ini. Sehingga Korut kembali "berulah", sebagai ekspresi protes.

Korut mengancam membatalkan reuni keluarga dua Korea yang telah disepakati sebelumnya.

Sebelumnya, pihak Kim Jong-un Korut telah menyerukan pembatalan latihan AS-Korsel, menganggap latihan militer tersebut sebagai provokasi perang dan memperingatkan bahwa latihan akan membahayakan rencana reuni keluarga.

Reuni dilakukan untuk anggota keluarga Korsel dan Korut yang terpisah ketika semenanjung serumpun ini berpisah pada akhir Perang Korea yang terjadi pada 1950-1953.

Tidak sampai di situ, Korut juga telah membatalkan undangan yang dikeluarkannya baru-baru ini kepada AS untuk membahas pembebasan misionaris Kenneth Bae yang telah dipenjara di Korut selama 1 tahun lebih.

AS mengatakan pihaknya sangat kecewa Korut memutuskan untuk menarik undangan kepada utusan AS, Robert King yang akan melakukan negosiasi.

Sebelumnya, perjalanan Robert King yang direncanakan pada bulan Agustus lalu juga ditolak Korut. "Latihan militer seharusnya sama sekali tidak terkait dengan kasus Bae. Kami sedang menyerukan kepada DPRK (Korut) untuk memberikan Bae amnesti khusus dan pembebasan segera sebagai tanda kemanusiaan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.

Psaki menambahkan, pemimpin hak-hak sipil AS Jesse Jackson telah menawarkan untuk melakukan perjalanan ke Korut untuk melakukan pembicaraan sebagai gantinya.

Bae adalah seorang misionaris bedarah Korea-Amerika yang ditangkap di Korut pada bulan November 2012. Korut berdalih Bae menggunakan usaha pariwisatanya untuk membentuk kelompok-kelompok untuk menggulingkan pemerintahan. Bae pun dihukum kerja paksa selama 15 tahun pada bulan Mei 2013.

Tahun lalu Korut mengancam akan melakukan serangan nuklir terhadap AS dan sekutunya pada puncak ketegangan yang bertepatan dengan latihan AS dan Korea Selatan. (Ris/Ein)

Baca juga:

Simbol Perlawanan, `Ekstasi` dalam Sepotong Pie Cokelat di Korut
Korut Kirim `Surat Cinta` Terbuka, Korsel: Ada Motif Tersembunyi
Korut dan Korsel Sepakat Gelar Reuni Keluarga

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini