Sukses

21 Keluarga Terduga Pembunuh Mengungsi ke Polda NTB

Warga yang masih satu keluarga ini terpaksa mengungsi karena takut akan ancaman dari keluarga korban pembunuhan.

21 Warga Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terpaksa mengungsi ke Markas Polda NTB untuk meminta perlindungan. Warga yang masih satu keluarga ini terpaksa mengungsi karena takut akan ancaman dari keluarga korban pembunuhan.

"Kami ke sini (Mapolda NTB) diperintahkan Polres Lombok Barat untuk mengamankan diri karena takut ancaman rumah kami akan dibakar oleh keluarga korban," ucap Nuraini, ipar terduga pelaku pembunuhan di Mapolda NTB, Mataram, Senin (10/2/2014)

Mereka yang datang untuk mengamankan diri ini berjumlah 21 orang yang terdiri dari 5 kepala keluarga (KK). Sebagian besar adalah ibu-ibu dan anak kecil. Warga ini adalah keluarga Gidar, yang diduga pelaku pembunuhan terhadap salah seorang warga setempat.

Mereka mendatangi sekaligus mengamankan diri di Mapolda NTB sejak tadi malam, karena takut akan ancaman dari keluarga korban pasca-terjadinya pertikaian yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa itu.

Nuraini menjelaskan, pertikaian bermula dari kasus pembunuhan yang terjadi Minggu 9 Februari petang. Pertikaian antara terduga pelaku dan korban.

Sebelum terjadi pembunuhan, Gidar yang saat itu bersama keluarganya menggunakan mobil pikap. Mereka hendak pergi berobat ke rumah sakit. Di tengah perjalanan, mobil Gidar berpapasan dengan sepeda motor yang dikendarai oleh korban.

Merasa dipepet, korban tidak terima dan terjadilah baku hantam antara Gidar dengan korban. Merasa tidak puas dengan kejadian baku hantam di jalan raya, korban melaporkan kejadian tersebut ke orangtuanya, Lalu Busyairi.

"Lalu Busyairi langsung mendatangi rumah Gidar bersama sekelompok orang. Saat itu terjadilah pertikaian antara Gidar dan Lalu Busyairi. Dari pertikaian itu Lalu Busyairi tewas di tangan Gidar," jelas Nuraini.

Polda NTB hingga saat ini masih belum memberikan keterangan resmi terkait kronologi kejadian ini. Namun Polda membenarkan pengamanan warga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Pihak polda membenarkan adanya warga yang meminta perlindungan jiwa ke Polda NTB karena khawatir terjadi akan adanya pembalasan. Saat ini kasusnya tengah ditangani Polres Lombok Barat," kata Kepala Bidang Humas Polda NTB AKBP M Suryo Saputro. (Ism/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini