Sukses

Berbelit Soal BAP, Ketua Golkar Kalteng Takut `Jumat Keramat` KPK

Ketua DPD Golkar Palangkaraya, Rusliansyah beberapa kali mengoreksi keterangannya dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Ketua DPD Golkar Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rusliansyah mengaku beberapa kali mengoreksi keterangannya dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saat diperiksa penyidik KPK. Pengakuan itu diungkapnya saat bersaksi dalam sidang kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas, Kalteng 2013 dengan terdakwa Cornelius Nalau, Chairun Nisa, dan Hambit Bintih.

"Kenapa keterangan saudara berbeda-beda dari minggu lalu? Hari ini sehat kan? Jadi tidak dicabut ya, dikoreksi saja?" cecar Ketua Majelis Hakim Suwidya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Rusliansyah mengaku mengoreksi soal waktu pertemuan antara dirinya dan Akil Mochtar bersama Chairun Nisa di Rumah Dinas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Widya Candra, Jakarta Pusat, pada Maret 2013.

Rusliansyah mengatakan kepada majelis hakim, tidak ada tekanan saat dirinya memberi keterangan kala di-BAP penyidik KPK. Namun, dia merasa ketakutan ketika terus ditanya penyidik mengenai permintaan penanganan 11 sengketa Pilkada Kabupaten di Kalteng. "Rasa ketakutan saya besar sekali. Hari itu hari Jumat. Saya diperiksa dari jam 10," ujarnya.

Rusliansyah menyatakan, banyak mendengar istilah 'Jumat Keramat'. Di mana memang KPK punya kebiasaan menetapkan seseorang sebagai tersangka atau menahan tersangka di hari Jumat. "Saya lihat Ibu Atut dan lain-lainnya kena KPK dan pakai rompi kuning di Jumat keramat. Jadi saya takut," kata dia.

Mendengar hal itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK menanyakan kembali pertanyaan yang sama dengan majelis kepada Rusliansyah. "Benar tidak ada tekanan saat saudara di BAP penyidik?" kata Jaksa Elly. "Karena sudah merasa capek, saya jawab saat pertemuan itu saja," jawab Rusliansyah.

Dalam pertemuan itu, lanjut dia, Chairun Nisa sebenarnya belum meminta bantuan kepada Akil memenangkan pilkada-pilkada di 11 kabupatan di Kalteng bila terjadi sengketa di MK. Di mana semua calonnya di 11 kabupaten itu adalah kader Partai Golkar.

Namun, kata Rusliansyah, Akil sudah mengetahui maksud dari Chairun Nisa. Menurut Akil, ujar Rusliansyah, keputusan itu bukan ditentukan olehnya sendiri. "Belum ditanya Pak Akil sudah menjawab maksud Ibu Nisa. Belum ada permintaan tolong, tapi kata Pak Akil keputusan itu tidak sendiri, ada hakim lain yang juga memutuskan," beber Rusliansyah. (Mut/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.