Sukses

Perjuangan Berat Sudiono Mengevakuasi Korban Banjir Kampung Pulo

Banjir kiriman dari Pintu Air Katulampa, Bogor, Jawa Barat, merendam rumah di bantaran Kali Ciliwung Jakarta.

Banjir kiriman dari Pintu Air Katulampa, Bogor, Jawa Barat, merendam rumah di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta. Bagai lautan air coklat, banjir menutup sebagian kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Atap yang hampir rata dengan air, dedaunan pohon melambai menyentuh air, dan sampah kayu yang hanyut jadi pemandangan kontras. Namun beberapa warga bertahan di rumah mereka menunggu dievakuasi.

Bermodal perahu karet dengan kapasitas maksimal 10 orang, dan jaket keamanan, Tim SAR bergerak menyusuri banjir di perkampungan yang dekat bibir Kali Ciliwung.

Kapal dinyalakan, tali di lepas dari ikatan, meluncurlah sebuah perahu karet. Menerjang arus deras dan melewati sampah-sampah kayu yang besar tak menghambat Tim SAR untuk terus berusaha semaksimal mungkin, mengerahkan tenaga, dan pikiran mereka untuk mengevakuasi warga.

"Banyak sampah keras seperti balok-balok kayu, sofa-sofa, kasur, bambu-bambu bekas kandang ayam, juga arus yang luar biasa deras. Itulah kendala yang harus kami hadapi," ungkap salah seorang anggota Tim SAR, Sudiono, Kamis (30/1/2014).

Bila ada sampah kayu yang menghadang, dengan cekatan Sudiono mengendalikan mesin perahu karet untuk menghindarinya. Jika arus besar menerjang, navigator Tim SAR yang duduk di depan perahu melambaikan tangannya ke kiri dan kekanan tanda peringatan. Dengan sigap Sudiono membelokkan perahu karet sesuai arahan.

"Jika tidak sigap, nyawalah taruhannya," ujar dia.

Kendala lain adalah saat mengevakuasi warga yang tidak mau dibawa ke pengungsian. Dengan kondisi tubuh yang lelah, petugas harus membujuk warga agar mau naik perahu. Tidak sedikit warga yang menolak.

"Kadang emosi kalau ada warga ngeyel karena tidak mau dievakuasi. Tapi ini juga tantangan sebenarnya. Selain harus sigap, kami pun tetap harus bisa membujuk warga agar keluar."

Elis, salah seorang warga yang mau dievakuasi, mengaku awalnya bisa bertahan. Tapi pada banjir kali ini, sudah 3 minggu belum surut juga.

"Banjir yang kali ini, kalau surut pun paling sehari. Habis itu banjir lagi. Lama-lama capek juga dengan keadaan ini sih. Bersihin rumah, banjir lagi. Andai saja bisa ada tempat layak, kami mau dipindahkan." tutup Elis. (Mut/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini