Sukses

Berbagai Pendapat Mengenai Debat Capres 2004

Pemerhati anak Seto Mulyadi menilai para kandidat belum aspiratif terhadap dunia anak yang hak-haknya sudah lama terabaikan. Sejumlah penonton meragukan kemampuan para capres dalam memimpin negara.

Liputan6.com, Jakarta: Debat calon presiden dan wakilnya pada hari kedua masih mengecewakan sejumlah pengamat. Sebab, materi dan substansi yang disampaikan belum mampu memberi gambaran tentang kemampuan para kandidat jika terpilih menjadi presiden mendatang. Debat kandidat presiden pada hari kedua ini, diikuti pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid (Gus Solah), Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (1/7) malam [baca: Debat Capres Hari Kedua, Lebih Cair].

Banyak pengunjung berharap pada acara debat hari kedua ini lebih menarik. Sebab, mereka berangggapan para kandidat bisa belajar dari kelemahan debat pertama yang diikuti Amien Rais-Siswono Yudo Husodo dan Megawati Sukarnoputri-Hasyim Muzadi, kemarin [baca: Effendi Gazali: Debat Capres Paling Menegangkan]. Tapi pada kenyataannya setelah debat kedua berlangsung, para kandidat masih belum tajam dalam menyampaikan visi dan visi mereka. Sejumlah penonton juga meragukan kemampuan para capres dalam memimpin negara berpenduduk sekitar 230 juta jiwa ini.

Selain itu, pemerhati anak Seto Mulyadi menilai para kandidat belum aspiratif terhadap dunia anak yang hak-haknya sudah lama terabaikan. Sehingga dari debat itu tidak muncul visi capres dalam melindungi hak anak-anak. Kak Seto--sapaan akrab dia--menyarankan hendaknya presiden mendatang mendirikan departemen untuk anak-anak. Ini diperlukan agar 34 persen anak-anak yang Indonesia yang haknya dilanggar dapat dilindungi.

Lain lagi dengan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Kedatangannya mengikuti acara hingga selesai sekadar untuk menambah wawasan. "Saya datang untuk melihat teman-teman saya dan menambah wawasan," ucap Sutiyoso. Tapi bukan untuk mendukung salah satu kandidat presiden.

Sedangkan pakar hukum Profesor Muladi mengatakan, perdebatan yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum ini tidak menentukan kemenangan para capres. Tapi tiga faktor lain. "Satu program, kedua mesin politik, dan ketiga ketokohan," ujar mantan Rektor Universitas Diponegoro ini. Dia yakin, mesin politik dengan cara berkeliling ke 90 persen wilayah di Tanah Air dapat mempengaruhi rakyat. Muladi memprediksi, pasangan yang bakal sampai ke putaran kedua adalah Wiranto-Gus Solah dan Mega-Hasyim. (DNP/Frans Ambudi dan Agus Kusno)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.