Sukses

BPBD: Berkat Kerja Jokowi, Banjir 2014 Tak Separah 2013

Upaya Pemerintahan Gubernur Jokowi untuk mengatasi banjir dinilai membuahkan hasil.

DKI Jakarta kembali terendam banjir. Sejumlah kawasan Ibukota tergenang air dengan ketinggian bervariasi. Mulai dari sekitar 30 cm sampai sekitar 2 meter. Namun bila dibandingkan, banjir pada 2014 ini dinilai tak separah 2013.

Kepala Bidang Informatika BPBD DKI Jakarta Edy Junaedy menyatakan, banjir di Jakarta pada 2014 tidak seluas dibanding 2013. Hal ini lantaran ada upaya dari Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang membuahkan hasil dan memberikan kontribusi untuk mengurangi banjir di ibukota.

"Tak separah dibanding tahun lalu berkat kinerja pemerintah DKI. Sekarang ini sudah ada perbaikan lama dari pemerintah Gubernur DKI (Jokowi). Durasi banjir lama tapi tidak seluas tahun lalu. Meskipun intensitas hujan tahun ini lebih banyak, tapi kawasan yang terendam tak seluas tahun lalu," kata Edy Junaedy saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (29/1/2014).

Dia menjelaskan, sistem drainase atau saluran air di Ibukota saat ini sudah lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal itu terbukti dari berkurangnya titik banjir di Ibukota. Kawasan Thamrin dan Sudirman, Jakarta Pusat pun tak terendam seperti 2013.

"Kawasan Thamrin Sudirman 17 Januari lebih baik. Sekarang sudah nggak banjir seperti dulu," ujar Edy.

Menurut dia, beberapa program yang dilakukan Jokowi dalam mengatasi banjir telah memberikan kontribusi dalam mengurangi banjir dan dampaknya. Misalnya saja pengerukan Waduk Pluit. Begitu juga dengan berfungsinya 6 pompa air Waduk Pluit saat ini dibanding hanya ada 2 pompa yang berfungsi pada tahun lalu.

"Dengan kapasitas untuk air di Waduk Pluit yang bertambah atau lebih luas setelah dikeruk, maka banjir di sekitarnya tak parah dibanding tahun lalu. Itu berarti pengerukan bermanfaat," kata Edy.

Selain itu, lanjut dia, kinerja Satuan Petugas (Satgas) Jalan Rusak dan Satgas Banjir DKI Jakarta saat ini yang lebih sigap dibanding tahun lalu. Dia menilai, Satgas lebih cepat bertindak untuk memperbaiki tanggul dan jalan rusak.

"Juga BPBD yang lebih giat memberikan informasi lebih dini kepada warga di Kali Ciliwung melalui SMS. Belum lagi di sejumlah kelurahan yang menerapkan manajemen penanggulangan bencana. Sudah lebih terorganisir lah," tandas Edy.

Korban

Terkait korban jiwa, Edy mengaku belum bisa membandingkan. Sebab pihaknya masih dalam proses mendata korban, di samping belum selesainya musim hujan di Indonesia.

"Tahun 2013 korban meninggal ada 38. Korban pengungsi tercatat pada 19 Januari, yakni 84 ribu orang. Namun untuk tahun ini, saya belum bisa memastikan," jelasnya.

Berdasarkan data Pusat Kendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops) BPBD DKI, hingga Sabtu 18 Januari 2014, tercatat 7 warga meninggal dunia selama musibah banjir melanda Ibukota pada 2014.

"Data yang kita terima saat ini menunjukkan ada 7 korban banjir yang meninggal dunia. Penyebabnya sakit, tenggelam karena terpeleset atau terjatuh, hingga kesetrum. Korban yang ketujuh belum bisa kita publikasikan karena masih proses identifikasi kepolisian," ungkap Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Bambang Surya Putra saat dihubungi di Jakarta. (Riz/Yus)

Baca juga:

Ketua DPRD DKI: Jokowi-Ahok Lebih Baik dari Foke-Prijanto
BPBD: Titik Banjir di Jakarta pada Masa Jokowi Menurun
Langkah Jokowi-Ahok Perbaiki Birokrasi Pemprov DKI

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini