Sukses

Pramono Edhie: Demokrat Tak Sejahat Itu

Pramono Edhie buka-bukaan soal keikutsertaannya dalam Konvensi Capres Demokrat.

Pramono Edhie Wibowo disebut-sebut sebagai ‘anak emas’ dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Bahkan, adik ipar Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu juga dikawal elite Demokrat saat penyampaian visi dan misi dalam konvensi capres pada 8 Januari silam.

Meski demikian, elektabilitas Pramono Edhie bukan yang tertinggi di antara 11 peserta konvensi. Berdasar hasil survei internal Demokrat, elektabilitas adik Ani Yudhoyono ini masih kalah dari Dahlan Iskan. Pramono Edhie berada di posisi ke dua.

Kondisi itu membuat sejumlah isu yang menerpa Dahlan Iskan—laporan korupsi dan kenaikan harga gas elpiji tabung 12 kilogram—dikait-kaitkan sebagai langkah mengganjal Dahlan Iskan, untuk melapangkan pencalonan Pramono Edhie.

Bagaimana Pramono Edhie menanggapi isu itu? Mantan KSAD ini memaparkannya saat berkunjung ke kantor Redaksi Liputan6.com di SCTV Tower pada Rabu 15 Januari 2014.

Selain itu, Pramono Edhie juga membeberkan sejumlah hal, termasuk jika gagal menjadi presiden, kemungkinan menggantikan SBY sebagai Ketua Umum Demokrat, dan masalah militer Indonesia. Berikut wawancara selengkapnya:

Kalah dari Dahlan Iskan


Dalam survei Konvensi Capres Demokrat, Anda nomor 2 setelah Dahlan Iskan. Itu survei kapan?

Sesuai jadwal dari konvensi bahwa pertama kita memperkenalkan diri mulai dari pengumuman ikut konvensi sampai Desember 2013. Jadi pengambilan survei dilakukan Desember 2013, survei dilakukan ke masyarakat pemilih, murni mengikuti survei, diharapkan Demokrat nanti yang diusung yang betul-betul populer di masyarakat.

Menghadapai survei kedua Maret nanti, apa persiapannya?

Berdasarkan pengalaman evaluasi dari survei yang dilakukan, saya mengambil keputusan harus banyak tampil di masyarakat pemilih. Khusus kemarin saya lakukan pengenalan diri di luar Jawa, di Sulawesi, Kalimantan, Sumatera. Tapi untuk yang akan datang menitikberatkan di Jawa, baik Jawa Tengah, Jawa Barat, maupun Jawa Timur.

Menggunakan media sosial untuk menaikkan elektabilitas?

Ada juga, saya menggunakan Twitter, Facebook, memperkenalkan melalui sosial media. Alhamdulillah kalau saya bisa tampil di televisi.

Setelah saya tidak aktif di militer banyak masyarakat yang pangling, 'Oh, Pak Edhie setelah berpakaian sipil orangnya seperti itu.' Alhamdulillah dengan berkunjung ke daerah banyak hal positif, yaitu masukan masyarakat yang saya temui di daerah-daerah.

Sebagai peserta Konvensi, apa tag line Anda?

Tag line saya adalah mengabdi untuk negeri, orang mengabdi harus tulus hati.

Anak Emas Demokrat?


Anda disebut `anak emas` Demokrat, Tanggapan Anda?

Kalau menjadi anak emas, saya sampaikan tidak. Pak SBY Demokrat sejati, jadi memberi kesempatan yang sama, walau adik ipar. Kalau ditanya perkembangan sehari-hari, pelaksanaannya ya iya, karena kakak adik. Tapi kalau diberi ruang lebih luas, istimewa, tidak.

Ke depannya saya harus memperkenalkan diri sendiri, diberi ruang yang sama, saya akan berusaha semaksimal mungkin.

Hanya Anda yang dikawal elite Demokrat saat pemaparan visi-misi, istimewa?

Yang kemarin, tanggal 8 Januari, sebetulnya sebelum saya tampil tanggal 8 Januari, saya banyak melakukan kunjungan pembinaan ke dapil-dapil, mereka yang kemarin hadir pada tanggal 8 Januari.

Jadi saya membina kader Demokrat di dapil masing-masing, dalam rangka meningkatkan elektabilitas, dan apa yang harus dilakukan kader di daerah-daerah. Jadi mungkin sebagai ucapan terima kasih saat saya menyampaikan visi dan misi.

Dahlan Tumbal Demokrat?


Dahlan disebut `tumbal Demokrat` untuk memuluskan jalan Anda. Tanggapan?

Saya pribadi tidak merasa sepeti itu. Saya rasa Demokrat tidak sejahat itu, melakukan yang diduga orang ditumbalkan dan sebagainya. Saya rasa tidak, tidak boleh, politik harus bersih, santun, tidak boleh melakukan itu. Kalau melakukan itu akan membawa keburukan pada yang melakukan.

Kalau memang Pak Dahlan populer, tepat. Karena menteri, ada kegiatan dan sebagainya. Kalau yang mungkin seperti saya hanya mengenalkan diri kepada masyarakat, ah tidak seperti itu.

Siapa saingan terberat dalam Konvensi?

Saya melihat semua, dari 11 termasuk saya atau 10 lainnya punya kelebihan masing-masing. Justru dari situ saya berusaha mengimbanginya. Jadi kalau ditanya mana yang terberat, terkuat, saya melihat itu kuat semua. Karena posisinya hebat-hebat, ada mantan dubes, ada menteri, anggota legislatif, gubernur, ya orang-orang yang punya posisi baik-baik dan mumpuni, saya melihat sebagai saiangan yang cukup berat.

Bertani Jika Gagal Presiden


Jika menjadi Presiden, apakah gaya militer akan dipilih?

Saya menginginkan kedekatan dengan rakyat yang memilih atau yang saya pimpin di kemudian hari. Kalau pemimpin jauh dari rakyat takutnya tidak bisa merekam kepentingan rakyat, akhirnya keputusan sebagai pemimpin bisa salah, kalau dekat bisa searah atau serasa sehingga keputusan mendekati keinginan rakyat yang dipimpinnya.

Jika tidak terpilih, apa yang Anda lakukan?

Saya dulu saat menjadi staf AD, kalau pensiun kira-kira mau jadi apa? Saya mau jadi petani, mengembangkan bibit padi. Karena beras adalah makanan utama rakyat Indonesia. Kalau kita bsa mengembangkan bibit padi yang bagus, saya berikan ke masyarakat. Ditanam dengan baik, menghasilkan baik, saya merasa jalan menuju surga akan lancar untuk saya, gitu.

Bagaimana dengan aktivitas politik?

Politik nanti saya lihat perkembangannya, andai ada sumbang saran yang baik saya akan salurkan melalui politik yang saya ikkuti yaitu Partai Demokrat.

Ingin jadi Ketua Umum Demokrat?

Belum terbayang oleh saya. Saya saat ini fokus pada jabatan saya sebagai anggota Dewan Pembina Demokrat. Oleh sebab itu kalau ada kunjungan ke daerah, bertemu kader Demokrat untuk melakukan pembinaan.

Tapi kalau ada aspirasi dari kader soal Ketum Demokrat?

Menjadi ketua umum itu tidak mudah, memang harus mendapat persetujuan, karena ada pemilihan. Kalau memang terpilih mungkin kehendak dari anggota, dianggap sudah mampu, baru silakan masuk sebagai ketua. Tapi saya akan mengikuti proses yang berlaku di Demokrat.

Perang Dingin SBY-Mega


Hubungan SBY dan Megawati dikenal dingin. Sebagai ipar SBY dan mantan ajudan Mega, siap jadi penghubung keduanya?

Ya kalau saya digunakan sebagai pengubung, dengan senang hati. Tapi sebetulnya tanpa penghubung kalau kedua tokoh mau, pada dasarnya bisa.

Ada orang perlu ada penghubung terlihat smooth, tapi tanpa penghubung kalau tokoh biasanya mudah berkomunikasi.

Dalam kesempatan lain Pramono Edhie juga menyatakan siap menghentikan 'perang dingin' antara SBY dan Megawati. Dia merasa sekarang saat yang tepat memperbaiki hubungan keduanya, karena dulu ia hanya ajudan Mega, tapi sekarang sudah tidak lagi.

Baca juga: Pramono Edhie Ingin Stop `Perang Dingin` SBY-Mega

Jangan Tembak Mati Koruptor


Apa
hukuman ideal untuk koruptor?

Banyak orang menanyakan kepada saya sebaiknya koruptor dihukum apa? Ada yang menyarankan hukuman mati, berat. Saya juga hukuman berat tetap, tapi ditambahkan dimiskinkan. Saya lebih memilih dimiskinkan. Bahwa nyawa itu kan pemberian Tuhan, tidak boleh sembarangan diambil begitu saja. Jadi kalau masih ada pilihan, ya dimiskinkan.

Orang yang dimiskinkan akan lebih membuat sakit kepada yang bersangkutan dibandingkan kalau ditembak mati selesai sudah, tidak ada beban kepada yang bersangkutan.

Tapi kalau dimiskinkan, dia melihat keluarganya menderita karena perbuatannya, saya rasa itu lebih sakit. Dia akan berpikir 1000 kali untuk melakukannya. Seseorang kalau mengalami kesulitan menghantam diri sendiri, dia biasa. Tapi kalau seseorang mengalami hantaman kesulitan kepada anak turunannya, dia akan lebih sakit.

Jadi tetap memilih dimiskinkan, sehingga dia memberi efek sepanjang kehidupannya , keluarganya menderita akan lebih sakit.

Militer Indonesia


Bicara soal militer, pandangan Anda
soal hubungan Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat?

Sebagai negara yang tinggal di kawasan berdekatan, harus akrab dengan negara-negara tetangga. Kalau ada peristiwa penyadapan memang perlu ada pertimbangan lagi. Hubugnan kita dengan negara tetangga harus menjunjung tinggi kehormatan dan kepercayaan.

Untuk itu siapa pun harus membina hubungan kedua atau banyak negara dengan sebaik-baiknya. Kenapa? Di kedua negara banyak tinggal rakyat yang harus dilindungi.

Bagusnya hubungan militer tetap ditingkatkan, tapi harus saling percaya dan menghormati, tidak mengintervensi antarnegara. Kalau hubungan itu dilakukan dengan baik, akan membawa kebaikan kepada kedua negara.

Tepat 15 Januari, ada peristiwa Malari, bagaimana sebagai seorang mantan KSADmemandang peristiwa itu?

Kalau saya berharap jangan sampai terjadi lagi, karena itu membuat negara mundur jauh ke belakang, pembangunan akan terganggu di kemudian hari, karena apa yang sudah kita buat kembali ke titik 0. Harus membangun lagi padahal banyak positif yang bisa kita lakukan untuk negara di masa yang akan datang.

Jadi pesan untuk generasi masa depan?

Jangan sampai ada lagi kerusuhan.

(Eks/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini