Sukses

Januari 2005, AS Mencabut Kuota Ekspor Tekstil

Hal ini sangat berpengaruh pada industri tekstil lokal, mengingat negara AS adalah tujuan utama ekspor tekstil Indonesia. Kebijakan itu dikhawatirkan menjatuhkan industri tekstil dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta: Hingga kini, Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan utama ekspor tekstil Indonesia. Seiring rencana AS menghapuskan kuota ekspor tekstil pada awal Januari 2005, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri diharap mampu mempertahankan pangsa ekspor. Bila kebijakan ini telah berjalan, pasar tekstil AS akan menjadi ajang persaingan ketat negara eksportir tekstil. Dikhawatirkan sebagian industri TPT dalam negeri akan terpuruk karena kalah bersaing dengan negara eksportir lain, seperti Cina dan Vietnam. Menurut Pengamat ekonomi Lin Che Wei, baru-baru ini, di Jakarta, untuk dapat merebut pasar tekstil AS, industri TPT Indonesia harus mampu meningkatkan efisiensi.

Targetnya, Che Wei menambahkan, supaya produk dalam negeri memiliki daya saing di pasar internasional. Bahkan, diyakini pangsa ekspor tekstil Indonesia ke AS akan lebih besar dari kuota yang ditetapkan selama ini. Che Wei berpendapat, tidak semua perusahaan tekstil dalam negeri akan terpuruk. Bahkan, bisa saja kebijakan ini menjadi faktor yang menguntungkan bagi industri TPT dalam negeri. Che Wei mencontohkan Perusahaan Tekstil Indorama, yang menyatakan kesiapannya pada persaingan baru di pasar tekstil internasional.

Disamping pasar ekspor, industri TPT dalam negeri juga harus mampu mengoptimalkan pasar domestik. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa sebenarnya bisa menjadi pasar potensial industri tekstil. Agar pasar domestik lebih otimal, pemerintah harus berupaya menghentikan penyelundupan tekstil impor. Terutama penyelundupan pakaian bekas yang saat ini tengah marak.

Penghapusan kuota ini diharapkan membawa angin segar bagi industri TPT dalam negeri yang baru lepas dari krisis. Harga minyak mentah yang melambung membuat sebagian perusahaan tekstil dalam negeri terpukul [baca: Harga Minyak Melambung, Industri Tekstil Terpukul]. Pasalnya, minyak adalah bahan bakar vital bagi industri TPT.(OZI/Aldi Yarman dan Joni Akbar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini