Sukses

Pramono Edhie: Koruptor Dimiskinkan Lebih Sakit Ketimbang Mati

Seperti kasus Anas Ubanigrum, Pramono Edhie Pilih dimiskinkan ketimbang dihukum mati. Karena nyawa pemberian Tuhan.

Para pelaku koruptor dinilai layak dihukum mati, menyusul banyaknya para kader partai yang terlilit dalam pusaran kasus korupsi. Salah satunya kasus yang menjerat mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Ubaningrum, tersangka kasus korupsi proyek Hambalang sebesar Rp 2,5 triliun.

Menyikapi hukuman mati bagi para pelaku korupsi, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo lebih memilih dimiskinkan ketimbang hukuman mati.

"Banyak orang menanyakan kepada saya sebaiknya koruptor dihukum apa? Ada yang menyarankan hukuman mati, hukuman berat. Tapi saya juga setuju hukuman berat tetap, tapi ditambahkan dimiskinkan, saya lebih memilih dimiskinkan," kata Pramono ketika mengunjungi Redaksi Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu 17 Januari 2014.

"Nyawa merupakan pemberian Tuhan dan tidak boleh sembarangan diambil begitu saja," imbuhnya.

Jadi kalau masih ada pilihan, lanjut dia, maka koruptor dimiskinkan saja. Orang yang dimiskinkan akan lebih sakit, dibandingkan kalau ditembak mati, selesai sudah, tidak ada beban kepada yang bersangkutan.

Hal lain, sambung mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini, bila koruptor dimiskinkan, pelaku akan sadar melihat keluarganya menderita karena perbuatannya.

"Saya rasa itu lebih sakit. Dia akan berpikir seribu kali untuk melakukannya," ujar dia.

Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat itu menambahkan, apabila koruptor mengalami menghantam pada diri sendiri, akan biasa-biasa saja. Tapi kalau hantaman juga dialami keturunannya, akan lebih sakit.

"Jadi tetap memilih dimiskinkan, sehingga memberi efek sepanjang kehidupannya, keluarganya menderita, akan lebih sakit," demikian Pramono Edhie. (Edo/Sss)

Baca juga :

Anas Tim Lawyer Adnan Buyung Akan Tegakkan Keadilan
SBY Ketum Demokrat Anas Itu Cita-cita Terpendam
Jadi Pengacara Anas Adnan Buyung Kasus Ini Bernuansa Politik
Diperiksa KPK Anas Ini Alinea Awal Menemukan Keadilan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini