Sukses

Penembakan Mark Duggan yang Bikin London Rusuh Dinyatakan `Legal`

Protes kematian Duggan berangsur jadi kerusuhan. Anak-anak jutawan pun ikut menjarah.

Mark Duggan bukan siapa-siapa. Namun kematiannya akibat tertembus peluru polisi dalam Operasi Trident -- untuk menekan penggunaan senjata api dan kriminalitas di masyarakat kulit hitam-- Kamis 4 Agustus 2011 di Tottenham, mengubah wajah Inggris, menjadi apa yang tak pernah dibayangkan: barbar.

Protes kematian Duggan berangsur jadi kerusuhan. Termasuk di ibukota, London. Anak-anak muda jadi liar, merusak bangunan, menyerang polisi, dan menjarah toko.

Yang mengejutkan, pelakunya tak cuma pemuda pengangguran yang frustasi. Ada putri jutawan, mahasiswa teladan, juga pekerja yang mapan. Yang lebih mengejutkan lagi: aktor film laris, 'Harry Potter', Jamie Waylett juga diperkarakan. Ia berperan sebagai Vincent Crabbe -- sekutu nakal tokoh antagonis, Draco Malfoy.

Kini, lebih dari 2 tahun berlalu, sebuah sidang di Royal Courts of Justice London memutuskan, kematian Mark Duggan adalah legal alias tak melanggar hukum. Keputusan itu dihasilkan suara mayoritas juri, 8 lawan 2.

Meski, fakta menunjukkan Duggan tidak memegang senjata saat kejadian. Namun, para juri punya pendapat lain. Mereka yakin, sebelum terbunuh, korban melempar senjatanya dari taksi ke area berumput di dekat TKP. Senjata itu ditemukan sekitar 6 meter dari lokasi kejadian.

Keputusan tersebut ditanggapi emosional oleh keluarga Duggan. Saudara lelakinya, Shaun Hall mengatakan, "Kami masih berjuang mendapatkan keadilan," demikian dikutip dari CNN, Kamis (9/1/2014).

Sementara, bibi korban, Carole Duggan bersikukuh keponakannya itu 'dieksekusi'. Itu bukan tembakan tiba-tiba. "Sebagian besar orang di negeri ini tahu Mark dieksekusi," kata dia.

"Kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi keadilan bagi Mark, untuk anak-anaknya, dan untuk semua orang yang tewas dalam penahanan polisi."

Pengacara keluarga Duggan, Marcia Willis Stewart juga mengaku terkejut dengan putusan itu. "Kami tidak percaya seperti ini hasilnya. Dia tidak punya pistol di tangannya, namun ia ditembak, dibunuh. "Bagi kami, itu adalah pembunuhan di luar hukum."

Tugas Berat Polisi London

Sidang dimulai pada bulan September lalu. Para juri diminta untuk memutuskan apakah Duggan ditembak secara melawan hukum atau sah secara hukum.

"Tak ada anggota kepolisian yang menginginkan sebuah operasi berakhir pada kematian seseorang," kata Asisten Komisioner Polisi Mark Rowley di luar pengadilan.

"Simpati kami untuk keluarga Mark Duggan, mereka telah kehilangan orang yang dicintai. Namun, adalah tugas polisi harus membuat keputusan sepersekian detik. Sebab, menghadapi penjahat bersenjata berarti risiko," sambungnya.

Komisaris Kepolisian Metro London Sir Bernard Hogan Howe mengatakan, kematian Mark Duggan pada tahun 2011 adalah tragedi bagi keluarganya dan menyebabkan penurunan tingkat kepercayaan yang signifikan komunitas kulit hitam London pada pihak kepolisian.

"Kami memiliki pekerjaan yang harus dilakukan dengan komunitas kulit hitam London, membangun kepercayaan dan keyakinan pada polisi," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari BBC. (Ein/Sss)

Baca juga:

Misteri `Cicada 3301`, Konspirasi Freemason atau Rekrutmen M16?
Masjid Kekecilan, Gereja di Inggris Tawarkan Ruang Untuk Salat
Salut! Didemo, Masjid Inggris Tawari Demonstran Teh dan Main Bola

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini