Sukses

Pemuda Nekat Ingin Tinggal Selamanya di Planet Mars

Tristan Perkins berniat menjadi satu di antara manusia pertama yang menginjakkan kaki ke Planet Mars pada 2024.

Seperti pemuda usia 20-an tahun lainnya, impian Tristan Perkins adalah bertualang. Namun tak ada yang menyamai ambisinya.

Mahasiswa University of South Australia itu berniat menjadi satu di antara manusia pertama yang menginjakkan kaki ke Planet Mars pada 2024. Keinginannya tak goyah, meski rute yang akan ditempuh menuju Planet Merah hanya sekali jalan. Itu artinya ia akan tinggal selamanya di sana.

Pemuda bertato, pehobi skateboard yang kuliah di jurusan teknik itu kini menjadi 1 dari 1.058 orang terpilih yang berharap bisa ambil bagian dalam Mars One, proyek swasta yang bertujuan mendirikan koloni manusia pertama di luar Bumi. Sebelumnya, ada lebih dari 200 ribu orang yang mendaftar ke program yang jadi buah pikiran pengusaha Belanda, BAs Lansdorp.

Tristan bahkan berniat menempuh studi aeronautika setelah mendapatkan gelar sarjana tekniknya -- meski itu tak menjamin dia bakal terpilih ke Mars.

"Siapapun bisa terpilih -- lebih karena kepribadian dan kemampuan, alih-alih kualifikasi seseorang," kata dia seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (8/1/2014).

Ia berharap ilmu barunya itu akan menfokuskan perhatian pada luar angkasa. Tristan berpendapat, masih ada lubang besar dalam diskusi tentang bagaimana seharusnya perjalanan menembus belantara angkasa. "Orang-orang lupa, angkasa mempengaruhi setiap orang. Apa yang kita pelakari di sana bisa diaplikasikan di sini. Untuk memperbaiki kehidupan Bumi."

Tristan menjadi 1 di antara 46 orang Australia yang belum tersingkir. Semua calon yang mendaftar harus menyertakan video 1 menit tentang dirinya dan detik mengapa mereka pantas dilibatkan dalam misi ke Mars.

Lantas, bagaimana dengan kehidupan pribadi dan segala sesuatu yang harus ditinggal di Bumi?

Tristan mengaku, ia tak punya rencana untuk menikah. Sementara, ia belum pernah bicara soal prospek perjalanan sekali jalan ke Mars dengan orangtuanya.

"Pasti akan sangat menarik," kata dia, tertawa. "Faktanya, rute sekali jalan lah yang membuat misi ini mungkin. Jauh lebih mudah dan murah untuk membawa seseorang ke Mars daripada menjemput mereka dan mengembalikannya ke Bumi."

Tristan dibesarkan di tanah pertanian dekat  Aldinga di Semenanjung Fleurieu. Ia mengaku lebih nyaman tinggal di komunitas kecil daripada di kota besar --pemaparan yang menurutnya menjadi alasan para juri untuk memilihnya menjadi calon satu dari 4 astronot pertama ke Mars. "Tak banyak yang akan kehilangan jika aku terpilih."

Tristan mengaku, ia akan merindukan pantai dan berenang di laut. Namun, jika terpilih, ia punya waktu puluhan tahun untuk mengeksplorasi Mars dan mendaki gunung-gunung di sana.

Koloni Mars 2033

Proyek Mars One berencana mengirimkan 4 astronot ke Mars pada 2014, setiap 2 tahun 4 orang lainnya dikirim. Diharapkan pada 2033, sudah ada koloni permanen 20 orang yang tinggal dan bekerja di Planet Merah.

Setiap 4 orang dalam 1 tim akan terdiri dari 2 astronot yang mahir dalam perbaikan pesawat ruang angkasa dan peralatan di koloni, 2 dengan pelatihan medis yang luas, dan 1 ahli geologi Mars. Selain itu, salah satu astronot akan dilatih di exobiology, atau biologi kehidupan asing.

Biaya keseluruhan misi Mars One, belum termasuk memempertahankan koloni 20 orang sampai kematian mereka, diproyeksikan menelan dana US$ 6 miliar atau Rp 73,45 triliun. Sebagian didanai dari program reality show terkait seleksi final.

Mars One berencana untuk mendaratkan kendaraan penjelajah di Mars pada tahun 2018 untuk mencari lokasi yang cocok bagi koloni manusia pertama. Sementara modul tanpa awak akan mengangkasa pada 2020 untuk memproses tanah dengan tujuan akhirnya: manusia bisa bertani di Mars.

Proyek serupa juga digagas perusahaan nirlaba yang dipimpin triliuner Amerika Serikat, Dennis Tito. Ia  mengumumkan rencana ambisius: mengirimkan misi pesawat berawak ke Mars pada tahun 2018.

Tito berharap bisa menggunakan kapsul luar angkasa dan roket yang sudah ada di pasaran, memodifikasinya untuk membawa dua manusia ke Mars, lalu kembali ke Bumi dalam waktu 501 hari.

Dan, untuk mengatasi kejenuhan dan kesepian, terisolasi selama ratusan hari dalam misi, Tito mengajukan hal yang belum pernah dicoba sebelumnya: mengirim satu pria dan satu perempuan, diutamakan pasangan yang sudah menikah.

Sebelum membentuk Inspiration Mars Foundation, Tito mengumpulkan sejumlah ilmuwan dan teknisi. Termasuk Paragon Space Development Corporation yang ahli soal alat pendukung kehidupan, juga ahli pengobatan luar angkasa Jonathan Clark dari Baylor College of Medicine, yang merumuskan apa saja yang bakal dibutuhkan untuk menjaga 2 kru tetap bernyawa dan bisa hidup sewajar mungkin dalam kapsul lebih dari 500 hari.

Tim akan menggunakan kapsul Dragon yang diproduksi perusahaan swasta Space Exploration Technologies (SpaceX), meski sejauh ini kapsul itu belum pernah mengangkut manusia. Baru kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). (Ein/Mut)

Baca juga:
Bos NASA: Menjejakkan Kaki ke Mars Adalah 'Takdir' Manusia
Ditemukan! Gunung Super yang Pernah Meledak Dahsyat di Mars
Bukti Baru, Kehidupan di Bumi Sejatinya Berawal dari Mars

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.