Sukses

Foto `Selfie` Paling Tragis Tahun 2013 Picu Gerakan #notamartyr

Mohammad al-Chaar tewas saat berfoto selfie dengan 3 temannya. Ia terkena ledakan bom mobil.

Kematian tragis Mohammad al-Chaar akibat bom mobil membangkitkan sebuah gerakan di negerinya: Lebanon. Para netizen melakukan 'protes selfie' di dunia maya, dengan hashtag #notamartyr -- bukan martir.

Bom mobil yang meledak 11 hari lalu di Beirut diduga mengincar politisi partai oposisi  Mohamad Chatah, yang kemungkinan menjadi perdana menteri di masa yang akan datang. Namun, 4 orang lain jadi korban, termasuk Mohammad al-Chaar yang baru berusia 16 tahun.

Kala itu, ia bersama 3 temannya, sedang berpose untuk foto selfie alias 'narsis' -- mengambil gambar diri sendiri, biasanya dengan smartphone atau webcam untuk diunggah ke media sosial. Sama sekali tak sadar, mereka berada di depan sebuah mobil bermuatan bahan peledak.

Saat media massa fokus pada kematian sang politisi, sosial media lebih peduli dengan sebutan 'martir' yang dilekatkan pada Chaar. Sesaat setelah kejadian, muncul laman Facebook Not a Martyr. Di Twitter, hashtag #notamartyr jadi tren.

Penyelenggara kampanye mendorong orang untuk mengirim foto selfie mereka, disertai dengan pesan sederhana. Ratusan orang sudah menyambut ajakan itu.

Mengapa selfie? Karena momentum sebelum ledakan Chaar dan teman-temannya sedang melakukannya.

Sebuah gambar yang Selfie -- yang digabungkan bersama foto jasad Chaar yang berlumuran darah yang diabadikan seorang fotografer --  beredar di media sosial di Lebanon.

Ada ribuan tweet dan posting bloh  #RIPMohammadChaar. Salah satunya menyebut gambar itu sebagai 'selfie paling tragis tahun 2013'.

"Aku selalu berpikir, itu bukan pengorbanan sebagai martir. Tapi pembunuhan," kata blogger berusia 25 tahun, Dyala Badran, salah satu yang men-tweet dengan  hashtag #notamartyr.

Badran dan orang-orang di belakang protes berpendapat bahwa kata 'martir' sering disalahgunakan di Lebanon untuk merujuk kepada orang-orang yak bersalah yang menjadi korban kekerasan. Polisi 'martir' sebagai cara mempolitisasi kekerasan, memperlakukand engan tidak manusiawi orang-orang yang tewas, dan mengenyampingkan penyelidikan.

Seandainya Chaar punya pilihan, ia mungkin tak ingin tewas pada usia muda. (Ein/Riz)

Baca juga:

4 Remaja Foto `Selfie`, Lalu....Bom Meledak di Belakang Mereka
Penampakan Manusia Purba Stonehenge Berumur 5.500 Tahun: Ganteng!


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini