Sukses

Pasar Tradisional Seroja, Kumuh Tapi Tetap Diminati

Pasar Seroja di Bekasi Utara ini ternyata tidak pernah sepi dikunjungi para pembelinya. Meski keadaannya tak senyaman pasar modern.

Citizen6, Bekasi: Dari penjual balon untuk anak-anak, toko busana baju yang sudah berubah lebih besar dari sebelumnya, asap sampah yang terlihat di sampingnya, bau daging dan ayam yang tercium tak sedap, sampai genangan air yang menghiasi setiap jalan sepanjang pasar. Memang, ini sudah pukul 08.00 WIB, namun Pasar Seroja di Bekasi Utara ini ternyata tidak pernah sepi dikunjungi para pembelinya. Meski keadaannya tak senyaman pasar modern di luar sana.

Semua aktifitas yang terjadi di pasar begitu beragam. Semua orang yang pergi kepasar terlihat mencari barang-barang yang dibutuhkan. Dari lauk-pauk, bahan pangan, pakaian sampai mainan. Contohnya, Nur Lailatul Ramadhani, seorang mahasiswi Gunadarma ini, sedang membeli daging sapi.

"Yang penting murah. Percuma nyaman tetapi harganya lebih mahal. Disini bisa ditawar juga," ucap Lela panggilan akrabnya, ketika ditanya alasannya lebih memilih pergi ke pasar tradisional dibandingkan pasar modern.

Mungkin perkataan Lela ini benar, sebab harga yang ditawarkan begitu merakyat. Pasar Seroja merupakan pasar yang terletak di tengah-tengah perumahan warga. Pasar ini  juga dekat dengan gedung sekolah SMPN 5 Bekasi. Setiap paginya badan jalan pasar dipenuhi dengan bermacam-macam kendaraan. Sebut saja, dari kendaraan roda dua sampai roda enam yang sering melewati area pasar. Itulah yang menyebabkan kemacetan sejak pagi-pagi buta sampai malam.

Seorang ibu-ibu tua penjual sayuran itu terlihat sedang melamun, entah menunggu datangnya penjual atau justru ia sedang memikirkan dagangannya yang belum laku terjual. Berbeda dengan pedagang sayuran di sampingnya, terlihat ramai dan sayuran yang dijual laku habis.

Sama dengan keadaan di luar pasar, di sana terdapat banyak tukang becak yang tengah menunggu para penumpang dengan penuh harap. Sesekali, saya temui tukang becak yang sedang bercanda dengan seorang anak kecil. Ia mencoba mengambil eskrim dari tangannya.

Keadaan Pasar Seroja sebetulnya sangat memprihatinkan, di dalamnya hanya ditutupi oleh terpal biru dan dipapah menggunakan bambu sederhana yang sepertinya sudah tidak kokoh lagi. Bukan hanya itu, sebuah warung nasi di tengah-tengah penjual sayuran, atap warungnya telah dipenuhi oleh sarang laba-laba.

Sepertinya sudah lama ditempati namun tidak ada perawatan sama sekali. Semakin masuk ke area dalam pasar, yang ada hanya penjual pakaian, emas, dan makanan cepat saji seperti bakso dan mie ayam. Memang, hari masih sangat pagi, tetapi bakso yang dihidangkan sudah tersusun rapih. Dengan gerobak sederhana dan kios kecil di dalamnya.

Rasa-rasanya semua yang dibutuhkan ada di pasar tradisional. Walaupun, tanah merah beserta genangan air tak pernah absen menjadi bagian dari identitas pasar tradisional. Lebih parahnya lagi, terdapat tumpukan sampah yang menggunung di area pasar. Pedagang hanya membiarkan sampah-sampah itu berserakan disekitarnya.

Pasar ini juga dikelilingi perumahan warga setempat. Pembakaran sampah juga terlihat beserta asap hitam yang meninggi dari kejauhan. Bercampur dengan asap dari ayam bakar yang sedang dibakar penjual nasi padang. Tetapi, kelihatannya Pasar Seroja tidak akan pernah sepi, meskipun hari semakin siang dan suasana di dalam pasar yang semakin panas. Justru para pembeli semakin banyak yang berdatangan. Karena yang paling terpenting bagi pembeli adalah mendapatkan harga murah untuk barang yang dibutuhkan.(mar)

Penulis
Bella Aini
Bekasi, gabriellaainiyaxxx@gmail.com

Baca juga:
Pedagang Pasar Tradisional Takalar Keluhkan Fasilitas
Minimarket Merajalela, Pasar Tradisional Sepi Pembeli
Bupati Takalar Sidak Kenaikan Harga di Pasar Tradisional



Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.