Sukses

Bedah Syair Tanpa Waton di Haul ke-4 Gus Dur

Dalam rangka memperingati haul ke-4 K H Abdurrahman Wahid, PCINU Maroko mengadakan bedah Syair Tanpa Waton karya K H Moh Nizam As-Shofa.

Citizen6, Maroko: Memperingati haul ke-4 K H Abdurrahman Wahid, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko mengadakan bedah Syair Tanpa Waton karya K H Moh Nizam As-Shofa yang digelar di sekretariat PCINU Maroko Boukhalef, Tanger.

Acara yang digelar pada 2 Januari 2104 ini sebelumnya diisi dengan tahlilan yang dipimpin olehsekretaris PCINU Maroko Rifqi Maula Lc dan dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Ahmad Faiz Yunus. Acara bedah Syair Tanpa Waton ini merupakan amanat dari pengarang dan pelantun syair tersebut yang diamanatkan langsung kepada salah satu muridnya yaitu Vera DwiIryanti, yang juga menjabat sebagai bendahara PCINU Maroko.

Mahasiswi yang sedang menyelesaikan S1 nya di Universitas Abdel malek Assaadi, Tetouan ini sangat senang karena mampu melaksanakan amanat dari gurunya. Tak lupa ia juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang mendukung terlaksananya bedah Syair Tanpo Waton ini, pada acara haul ke-4 Gus Dur yang diadakan oleh PCINU Maroko.

Syuriyah PCINU Maroko Alvian Iqbal Zahasfan, yang juga menjadi narasumber mengawali bedah syiir tersebut dengan melantunkan bait-bait syairya bersama-sama. Sesekali dalam penyampaiannya mengaitkan makna dan hikmah yang terkandung dalam syair tersebut dengan kehidupan Gus Dur.

"Jika kita mendengar nama Gus Dur, maka beliau adalah salah satu manusia yang keberadaannya menjadi milik dunia. Berbicara tentang Gus Dur bukanlah perkara yang mudah, karena tak jarang kita melihat sikap beliau yang berlainan dalam menghadapai satu masalah. Tapi dari situlah kita belajar bahwa sesuatu yang bertentangan tidak harus di pertengkarkan. Gus Dur adalah orang yang serius tapi di satu sisi beliau adalah orang yang suka bercanda, bahkan dalam menghadapi malasalah yang rumit tak jarang beliau menghadapinya dengan "Gitu Aja Kok Repot"," ujarnya.

Moderator Abdullah Aniq Nawawi menambahkan, Gus Dur adalah orang yang rasional tapi di sisi lain beliau juga mempercayai sesuatu yang supranasional dan bagi orang yang tak mengerti hal itu sering dianggap irrasional. Itu menunjukan bahwa sesuatu yang bertentangan tidak harus dipertentangkan.

Setelah selsesai membedah syair tersebut, nara sumber menjelaskan alasan kenapa memilih untuk mengadakan bedah Syair Tanpo Waton dalam memperingati haul Gus Dur yang ke-4. Karena syair ini meskipun tak terlantunkan dari lisannya Gus Dur tetapi isinya adalah refleksi dari kehidupan Gus Dur. (mar)

Penulis
Kusnadi El Ghezwa: Koordinator LTNU PCINU Maroko.
Maroko, el_gxxx@yahoo.co.id

Baca juga:
Haul Keempat Gus Dur Mendorong Nilai-nilai Keikhlasan
Peringati 9 Tahun Tsunami, Banda Aceh Gelar Kolaborasi Kreatif
BNP2TKI Gelar Peringatan Hari Buruh Migran Sedunia


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini