Sukses

Penyebab Kecelakaan Kereta dalam 7 Tahun Terakhir

Sarana yang masih kurang memadai menjadi faktor utama penyebab kecelakaan kereta api selama 7 tahun terakhir.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyebut 35% penyebab kecelakaan kereta api dalam 7 tahun terakhir adalah sarana atau alat yang kurang memadai. 

Kasubkom Investigasi Kecelakaan Perkeretapian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Eddy Sasongko menyatakan, selain disebabkan sarana, 26% kecelakaan juga disebabkan faktor prasarana atau fasilitas. Sedangkan kecelakaan yang disebabkan sumber daya manusia sebanyak 24% dan kecelakaan akibat operasional sebanyak 8,5%.

"Sarana yang masih kurang memadai menjadi faktor utama penyebab kecelakaan kereta api, yang menyebabkan 16 kecelakaan dalam kurun waktu 7 tahun. Contoh seperti ada rel yang anjlok karena kurang perawatan," kata Eddy di Aula KNKT, Gedung BPSDM, Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2013).

Sementara itu, selama 2013, Daerah Operasional (Daop) I Jakarta masih menempati urutan pertama dalam tingkat kecelakaan kereta api dengan sebanyak 10 kecelakaan. "Disusul oleh Daop IV Semarang dan Sub Divisi III.2 Tanjung Karang sebanyak 5 kecelakaan," tuturnya.

Lebih lanjut, Eddy menjelaskan, investigasi KNKT untuk kecelakaan antara KRL jurusan Serpong-Tanah Abang, dengan truk tangki BBM yang terjadi 9 Desember kemarin di pintu perlintasan KA Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, itu masih dalam rekomendasi proses laporan akhir.

Selain itu KNKT juga merekomendasikan dinas perhubungan memperbaiki rambu-rambu yang rusak, cat buram, dan pelat bengkok yang berada 50 meter sebelum rel kereta api serta mengganti rambu peringatan perlintasan 1 jalur menjadi 2 jalur.

Untuk rekomendasi ke dinas pertamanan, KNKT menyarankan untuk segera memangkas cabang dan ranting pohon yang menutupi rambu-rambu lalu lintas dan menghalangi jarak pandang pengemudi. (Adm/Yus)

Baca juga:
KNKT: Kecelakaan Kereta Api Menurun Drastis 6 Tahun Terakhir


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.