Sukses

Seberapa Bahaya Ponsel Cerdas Kita?

Fenomena baterai ponsel yang meledak di beberapa negara cenderung meningkat dalam rentang 2 tahun terakhir dan didominasi 2 brand ternama.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada lagi senyum manis mengembang dari Marc Allen alias Ma Ailun, seperti terlihat di beberapa fotonya bersama sang kekasih. Di foto-foto tersebut, pramugrari berusia 23 tahun itu tampak berbahagia bersama sang kekasih karena akan dipersunting pada 8 Agustus 2013.

Hari bahagia tak sampai sebulan lagi, namun kabar duka justru diterima keluarga Ma Ailun pada 11 Juli 2013. Seperti dilansir South China Morning Post, Ma Ailun dilaporkan tewas ketika menelepon dengan iPhone 5 yang sedang diisi baterainya.

Ketika itu, Ailun tengah menelepon temannya yang merupakan seorang polisi. Saat asyik berbicara, ia tiba-tiba tersengat listrik. Ailun pun jatuh hingga kemudian tewas. Polisi lokal menyatakan, hasil identifikasi jenazahnya menunjukkan ada bekas luka setrum di leher.

Insiden ini kemudian disebar oleh kakak sulung Ma Ailun ke jejaring sosial mirip Twitter, Weibo. Sang kakak berharap Apple bertanggung jawab atas kasus ini. "Saya berharap Apple Inc. bisa memberikan penjelasan. Saya juga berharap kalian semua tidak menggunakan telepon genggam yang sedang diisi," tulis sang kakak, seperti dikutip dari Xinhua, pertengahan Juli silam.

Pihak Apple kemudian menyatakan permintaan maaf dan duka mendalam atas kematian Ailun. "Kami turut berduka dan meminta maaf atas kejadian tersebut," demikian pernyataan Apple yang dikutip News.com.au.

Kisah wanita 23 tahun itu sempat memunculkan kekhawatiran terkait keamanan telepon seluler (ponsel) pintar yang bersangkutan. Apalagi sebelumnya, publik Negeri Tirai Bambu tersebut diramaikan berita tentang iPhone 4 yang meledak di kasur pemiliknya.

Seperti diwartakan Tech in Asia, ponsel cerdas tersebut dimiliki pria asal Chongqing, China bernama Wang Kailin. Wang meletakkan ponsel tersebut di sebelah bantalnya saat tidur. Beberapa jam kemudian, tanpa disadari perangkat tersebut meledak, kemudian mengeluarkan api dan mulai membakar kasur tempat tidur Wang.

Beruntung, Wang sempat terbangun, sehingga tak mengalami luka bakar. Hanya saja, kondisi iPhone milik Wang hangus dan tak dapat digunakan lagi. Menurut seorang ahli yang diwawancarai Yangzi Evening News, ledakan tersebut disebabkan oleh baterai iPhone 4. Masih belum diketahui apakah masalah ini ditimbulkan oleh cacat produksi dari pihak produsen atau adanya korsleting.

Pada kasus Ma Ailun, menurut ahli telekomunikasi Xiang Ligang, seperti dikutip South China Morning Post, kemungkinan charger yang digunakan korban merupakan charger palsu. "Kualitas dari kapasitor dan pelindung sirkuit kemungkinan kurang baik, dan ini mungkin menyebabkan kapasitor rusak dan mengirim listrik 220 volt langsung ke baterai ponsel," jelas Ligang.

Pihak penyidik juga meralat bahwa iPhone yang digunakan bukanlah iPhone 5. Hasil investigasi CCTV menunjukkan perangkat yang dipakainya adalah iPhone 4. Bagian luar perangkatnya menggunakan bahan stainless steel, bukan iPhone 5 yang menggunakan aluminium.

Apple pun tak berpangku tangan. Perusahaan teknologi yang berbasis di Cupertino, California, Amerika Serikat ini memberikan solusi terhadap masalah "sengatan listrik" yang belakangan ini marak di China. Mereka menawarkan program tukar tambah untuk mengganti charger buatan pihak ketiga milik pengguna dengan produk resmi buatan Apple.

Melalui USB Power Adapter Takeback Program, para pengguna dapat menukar charger tidak resmi milik mereka dengan harga hanya US$ 10 atau sekitar Rp 120 ribu.

Harga tersebut jauh lebih murah ketimbang harga biasanya. Charger iPhone umumnya dijual dengan harga US$ 20 hingga US$ 40. Program ini dimulai pada 16 Agustus dan berakhir pada 18 Oktober 2013, dan terbatas hanya untuk pertukaran sebuah charger per perangkat.

"Keselamatan konsumen adalah prioritas teratas Apple. Karena itu, semua produk kami, termasuk USB Power Adapter untuk iPhone, iPad, dan iPod, sudah melalui berbagai macam tes untuk keselamatan dan kehandalan serta didesain untuk memenuhi standar keselamatan di seluruh dunia," tulis Apple, seperti dikutip dari Cnet.

Peristiwa ledakan atau terbakarnya ponsel cerdas tak hanya menimpa produk Apple. Dalam setahun terakhir, Samsung yang merupakan vendor ponsel asal Korea Selatan, juga mengalami kasus serupa. Fanny Schlatter, remaja 18 tahun asal Swiss, mengalami nasib apes. Galaxy S3, ponsel kesayangan miliknya terbakar saat berada di dalam saku celananya, sehingga membuat pahanya luka bakar cukup serius.

Ledakan perangkat Samsung Galaxy S III, yang membuat paha Schlatter mengalami luka bakar tingkat 3, mulai terungkap. Penyebab ledakan tersebut ternyata berasal dari baterai.

Menurut Juru Bicara Samsung Swiss, Mirjam Berger, baterai yang digunakan Schlatter ternyata buatan pihak ketiga. Baterai tersebut bukan buatan Samsung atau perusahaan yang ditunjuk Samsung. "Laboratorium Federal untuk Pengujian Bahan di Laboratorium Dubendorf yang menguatkan kesimpulan ini," ujar Berger, seperti dikutip dari Phone Arena.

Laporan lainnya dari EMPA Material Science and Technology mengonfirmasikan hal serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Samsung. Baterai pihak ketiga yang tidak seharusnya digunakan merupakan penyebab utama masalah tersebut.

Ledakan dari perangkat ponsel juga terjadi di Hong Kong. Samsung Galaxy S4 milik pria bernama Du dilaporkan meledak. Kendati tak menimbulkan korban jiwa, apartemen miliknya hangus terbakar akibat jilatan api yang berasal dari perangkat miliknya tersebut.(Ans/*)

Lihat INFOGRAFIS

Menjinakkan Bom Waktu Bernama Lithium Ion

Anri Syaiful

Belakangan ini kasus ponsel meledak saat diisi ulang kian marak terjadi. Kasus ini tak pandang bulu lantaran turut menimpa smartphone kelas atas seperti iPhone dan Samsung Galaxy. Pada kebanyakan kasus, sumber penyebabnya adalah baterai lithium ion (Li-ion).

Seperti apa sebenarnya keunggulan dan kelemahan baterai lithium ion? Apakah benar Li-ion berbahaya? Saat ditelepon Liputan6.com, Rabu 11 Desember silam, Alfons Tanujaya, pendiri Vaksincom memberikan penjelasan.

Menurut mantan bankir yang merintis karier di dunia teknologi informasi sejak 1998, Li-ion sudah umum dipakai di perangkat elektronik dan jenis baterai isi ulang perangkat portabel. Kini, setiap tahun ada sekitar 2 miliar sel baterai Li-ion yang diproduksi. Li-ion banyak digunakan karena memiliki banyak keunggulan ketimbang bahan lain seperti Ni Cd (Nickel Cadmium).

Beberapa keunggulan Li-ion di antaranya adalah: Sangat ringan dan menyimpan daya lebih besar, memiliki densitas energi terbaik ketimbang baterai lainnya, tak ada memory effect seperti yang dialami oleh baterai berbasis Nickel. Selain itu, tingkat kehilangan dayanya kecil jika disimpan untuk jangka waktu lama. Dan yang juga penting, tak mengandung bahan beracun seperti timah, merkuri atau kadmium yang berbahaya bagi lingkungan.

Lantaran itulah Li-ion populer dipakai di perangkat telepon seluler, tablet maupun laptop. Hanya saja, Li-ion juga punya kekurangan yang dapat membahayakan penggunanya. Apa saja?

Kekurangan Li-ion adalah: Mengandung bahan yang mudah terbakar dan bertekanan tinggi

Seperti dikutip dari laman vaksin.com, seiring zaman makin modern, konsumen menuntut baterai yang makin kecil dengan daya yang makin tinggi. Proses produksi Li-ion pun mengalami penyesuaian sehingga kemampuannya meningkat 2 kali lipat dibandingkan pada saat pertama kali diperkenalkan oleh Sony pada 1991.

Konsekuensinya, bahan pembatas baterai semakin tipis dan jika terjadi intrusi oleh debu metalik akan menyebabkan baterai meledak. Selain itu, Li-ion juga rentan terhadap thermal runaway, yaitu suatu proses peningkatan suhu yang luar biasa sampai mencapai titik leleh Lithium jika suhu baterai mencapai satu suhu tertentu (130 derajat Celsius).

Thermal runaway ini dapat terjadi karena penanganan baterai yang tidak baik atau karena cacat pada proses manufaktur dan akumulasi partikel mikro pada baterai cacat produksi pada saat pengisian baterai yang akan memicu reaksi terbakarnya baterai.

Selain itu, sel baterai juga bisa meledak jika sistem ventilasi pengaman tidak berjalan dengan baik. Kasus baterai yang meledak bukan tidak mungkin terjadi dan banyak produsen elektronik seperti Apple, HP, Toshiba, Lenovo dan Sony melakukan recall besar-besaran atas produk mereka karena bahaya baterai Li Ion yang meledak.

Ancaman Justru dari Luar

Bukan berarti Anda harus meninggalkan smartphone atau laptop jauh-jauh khususnya saat sedang diisi baterainya. Produsen baterai Li-ion sebenarnya sudah menyadari bahaya baterai Li-ion dan melakukan langkah-langkah preventif pengamanan yang sangat ketat dalam proses manufaktur baterai Li-ion seperti: membatasi jumlah material aktif untuk mencapai perbandingan terbaik antara densitas energi dengan keamanan, menerapkan mekanisme pengamanan antar sel, dan menambahkan sirkuit pengaman elektronik pada baterai.

Namun, sekalipun proses manufakturing dan pengamanan baterai sudah dilakukan dilakukan, ancaman justru datang dari luar seperti adanya korsleting atau charger yang bermasalah misalnya charger palsu yang diproduksi pihak ketiga.

Dalam kasus ini, baterai Li-ion akan mematikan dirinya jika terjadi korsleting. Namun jika terjadi cacat produksi, di mana ada partikel metal terkandung pada baterai dalam proses produksi, pengamanan yang dilakukan tadi tidak akan ada gunanya dan thermal runaway akan tetap terjadi.

Yang mengkhawatirkan adalah adanya produsen yang yang mengutamakan harga murah. Akibatnya, standar pengamanan yang seharusnya tinggi akan diturunkan demi persaingan dengan merek yang lebih terkenal. Karena itu, pilih baterai dari produsen yang lebih Anda kenal daripada memilih yang harganya murah.

Jika baterai Li-ion diproduksi dengan benar oleh manufaktur yang mengikuti proses manufaktur baterai dengan benar, maka resiko kegagalan Li-ion seharusnya sangat kecil, 1:10.000.000.

Tips Aman Memakai Baterai Li-ion

Lithium ion atau Li-ion merupakan satu-satunya baterai isi ulang yang punya banyak keunggulan dibanding baterai lainnya. Resikonya juga lebih kecil dengan catatan proses manufakturnya dilakukan dengan baik dan penggunanya tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan bahaya yang disebabkan oleh baterai Li-ion.

Karena itulah belilah baterai Li-ion hanya dari vendor yang terpercaya. Jika Anda membeli aksesori tambahan seperti baterai handphone cadangan atau charger portabel, pastikan kalau baterai yang Anda beli dijual oleh produsen yang menjalankan proses manufaktur yang baik.

Menurut Vaksincom, tidak ada cara mendeteksi cacat produksi karena partikel metalik yang terkandung dalam cacat produksi dalam baterai cacat produksi yang menyebabkan thermal runaway sangat kecil dan tidak kasat mata. Yang dapat dilakukan adalah berhati-hati saat menggunakan baterai, khususnya saat sedang diisi ulang. Jangan simpan smartphone yang sedang diisi ulang dekat bahan yang mudah terbakar seperti dekat buku, kasur, bantal apalagi dekat kepala.

Berikut tips sederhana dari Vaksincom terkait bagaimana menggunakan baterai smartphone, tablet dan notebook dengan baik:

Pertama, jangan melakukan charging di dekat bahan yang mudah terbakar, seperti kasur/ranjang, apalagi bensin.

Kedua, hindari menelepon ketika sedang di-charge, kalau terpaksa selalu waspada dengan perubahan suhu tinggi yang cepat dan segera jauhkan dari anggota badan Anda (dan orang lain) jika terjadi.

Ketiga, jika merasakan panas berlebih pada perangkat khususnya ketika sedang di-charge, segera lepaskan perangkat dari charger dari listrik kalau tidak memungkinkan, menjauh dari perangkat Anda.

Keempat, berbeda dengan Nickel based battery, Li Ion tidak memiliki memory effect dan justru akan memperpendek usia baterai jika digunakan sampai habis (discharge/deep discharge). Segera charge baterai Anda jika sudah mencapai daya 25 persen. Dalam kasus tertentu, deep discharge bisa menyebabkan short circuit.

Kelima, hindari menyimpan peralatan elektronik (baterai) pada paparan panas tinggi seperti dashboard mobil yang terpapar sinar matahari atau terkena paparan langsung sinar matahari.

Keenam, hindari menggunakan charger non standar yang tidak sesuai spesifikasi kecuali Anda mengerti dengan baik daya yang dihasilkan oleh charger cocok dengan perangkat anda. Penggunaan charger non standar bisa mengakibatkan rusaknya rangkaian pengaman baterai.

Ketujuh, fast charger dengan voltase tinggi memperpendek umur baterai Anda. Charger dengan voltase terlalu tinggi (> 4,2 V/cell) dapat merusak baterai dan berbahaya.

Ada Batas Umur

Berbeda dengan Alfons Tanujaya, Onno W. Purbo menyorot masalah batas pemakaian ponsel. "Barang elektronik pasti ada umurnya. Apalagi kalau sampai panas, barang elektronik pasti jebol. Cepat atau lambat kalau dipakai terus-menerus, barang elektronik pasti mati," tutur mantan dosen ITB yang kini mengajar di Surya University, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 18 Desember silam.

Agar tak terjadi hal yang berbahaya, dosen jurusan Human Computer Interaction tersebut menyarankan para pengguna senantiasa memperhatikan kondisi smartphone saat digunakan. "Jangan sampai panas. Misalnya sedang main game, kalau [ponsel] panas istirahat dulu," saran Onno.

Sebab, menurut Onno, spesifikasi smartphone berbeda dengan komputer ataupun laptop. Perangkat elektronik seperti komputer mempergunakan sistem pendingin atau blower, sehingga jarang terjadi panas secara berlebihan.

Sedangkan mengenai baterai smartphone yang saat ini beredar di pasaran, pria kelahiran Bandung, 17 Agustus 1962 ini mengaku sulit membedakannya. "Susah membedakan KW (palsu) dan orisinal. Sebagian penjual bilang baterainya asli. Jadi sebaiknya beli langsung ke distributor atau penjual resmi," imbuh Onno yang mengaku selama 3 tahun terakhir memakai smartphone buatan lokal.

Desain Lebih Tipis

Sementara itu, Budi Rahardjo lebih memperhatikan soal desain smartphone. "Produk sekarang ini kok kurang bagus dibanding dulu. Desain lebih tipis, sehingga sirkulasi udara kurang menampung panas. Selain smartphone, desain tipis juga banyak dijumpai pada produk notebook terbaru," urai ahli Teknik Elektro asal ITB tersebut saat ditelepon Tim Lipsus Liputan6.com, Kamis 19 Desember silam.

Doktor lulusan Universitas Manitoba, Kanada ini juga menyorot masalah pengisian baterai pada smartphone. "Kalau (ponsel) dulu banyak proteksinya. Pengisian baterai full, banyak proteksinya. Sekarang kan tidak, baterai full tapi masih mengisi terus," beber pria kelahiran Yogyakarta, 20 Oktober 1962 yang aktif menelurkan jurnal-jurnal ilmiah dan tulisan blog.

Budi mensinyalir kurangnya proteksi atau pengamanan itu lantaran produsen mengejar harga perangkat yang lebih murah. Boleh jadi pendapat Budi benar. Seperti dikutip dari GSM Arena, lembaga riset International Data Corporation (IDC) memprediksi, pertumbuhan smartphone diperkirakan akan lebih mengarah pada perangkat yang lebih murah.

Terus Meningkat

Menurut IDC, sejumlah pasar yang terbilang matang akan memasuki masa saturasi atau kejenuhan. Hal itu akan berdampak pada pergeseran pertumbuhan pasar smartphone ke negara yang berkembang yang masih belum cukup matang. Permintaan pada perangkat murah diperkirakan akan tinggi di pasar negara berkembang di sekitar Asia Pasifik, Amerika Latin, Timur Tengah dan Afrika.

Ke depannya, pengiriman perangkat smartphone diprediksi akan meningkat menjadi 1,7 miliar pada 2017. Bahkan, selama empat tahun ke depan, tingkat pertumbuhan tahunan gabungan pengiriman smartphone diprediksi akan mencapai 18,4 persen. Dan sepanjang 2013, ada satu miliar smartphone yang dikapalkan. Ini berarti meningkat 40 persen dibandingkan pengapalan yang dilakukan semua vendor smartphone pada tahun lalu.

Adapun merujuk hasil studi bertajuk "Getting Mobile Right" yang diprakarsai Yahoo dan Mindshare, saat ini ada sekitar 41,3 juta pengguna smartphone dan 6 juta pengguna tablet di Indonesia. Jumlah tersebut diyakini bakal terus berkembang dengan pesat khususnya di wilayah perkotaan. Bahkan, pihak Yahoo dan Mindshare memprediksi bahwa akan ada sekitar 103,7 juta pengguna smartphone dan 16,2 juta pengguna tablet di Indonesia pada 2017 mendatang.

Sementara secara global, laporan Mobility Report Ericsson terbaru mengungkapkan bahwa pengguna perangkat mobile diperkirakan mencapai 9,3 miliar orang pada 2019. Lebih dari 60 persen dari jumlah itu atau 5,6 miliar adalah pengguna smartphone. Ini berarti, dari 2013 hingga 2019 pengguna smartphone akan meningkat tiga kali lipat.

Tentu saja meningkatnya permintaan smartphone harus diimbangi dengan faktor kenyamanan dan keselamatan konsumen. Tak hanya produsen yang harus memperhatikan faktor keamanan, konsumen pun wajib mengetahui panduan mempergunakan ponsel cerdasnya. Termasuk, tak mempergunakan aksesori atau suku cadang dari pihak ketiga. Dengan demikian, semua pihak tak lagi mencemaskan kasus meledaknya baterai smartphone yang seolah menjadi bom waktu dan siap mencerabut nyawa pemakainya.(Ans/*)

Lihat INFOGRAFIS


Profil Pakar:

Alfons Tanujaya

Alfons terkenal sebagai ahli keamanan IT dan virus komputer. Mantan bankir yang merintis karier di dunia IT sejak 1998, pada 2000 mendirikan PT. Vaksincom dan aktif mendedikasikan waktu untuk memberikan informasi dan edukasi tentang malware dan sekuriti bagi komunitas IT Indonesia.

Pria kelahiran 6 November 1968 ini juga aktif menjadi narasumber bagi media nasional dan menulis artikel malware dan sekuriti pada media IT terkemuka di Indonesia sampai saat ini.

Penggemar kuliner ini menyelesaikan pendidikan di dua perguruan tinggi di Jakarta, yakni Universitas Trisakti (Angkatan 1991 - Manajemen Pemasaran) dan Universitas Indonesia (Angkatan 2013 - Bisnis).(sumber www.vaksin.com dan www.facebook.com)


Onno W. Purbo

Sepak terjangnya memajukan teknologi informasi di Indonesia sudah tak perlu diragukan. Ir. Onno W Purbo. M.Eng, PhD., memiliki cita-cita mulia, menjadikan orang Indonesia pandai di bidang IT. Pria kelahiran Bandung, 17 Agustus 1962 ini merupakan pejuang untuk akses internet murah dan perangkat lunak open source Linux. Banyak tulisannya yang dipublikasikan di internet secara gratis.

Dosen jurusan Human Computer Interaction ini menyelesaikan pendidikan strata satu di ITB jurusan Teknik Elektro pada 1987. Kemudian, ia menamatkan pendidikan S2 dan S3 berturut-turut di Universitas McMaster (1989) dan Universitas Waterloo (1993) di Kanada.

Saat ini, selain menjadi dosen di Surya University, bapak 5 anak ini aktif juga menjadi pembicara di berbagai seminar yang berhubungan dengan IT. Onno juga senang menuangkan pemikirannya di berbagai artikel dan buku. Ide-ide dan pendapatnya yang menarik membuatnya sering dijadikan narasumber oleh berbagai media massa.(sumber: www.surya.ac.id)

Budi Rahardjo

Budi mempunyai lebih dari belasan blog dengan domain yang berbeda. Dia merupakan blogger Indonesia dengan kemampuan teknologi yang tidak diragukan lagi.

Memulai karier di dunia maya sejak duduk di bangku kuliah di ITB (Intitut Teknologi Bandung), Budi kemudian mengembangkan kemampuannya dengan menapaki jenjang karier yang berbeda-beda. Tercatat ada sekitar puluhan nama perusahaan yang telah memamerkan nama Budi sebagai bagian dari perusahaannya dengan beragam posisi.

Kini, di sela-sela kesibukannya sebagai blogger dan mengajar di ITB, pria kelahiran Yogyakarta, 20 Oktober 1962 ini juga aktif menelurkan jurnal-jurnal ilmiah. Selain itu, ia masih memiliki wewenang penuh pada perusahaan security jaringan yang dibangunnya, Indo Cisc dan Insan Indonesia.

Budi Rahardjo menempuh pendidikan sarjana di ITB, 1981-1986. Ia kemudian melanjutkan Program Master University of Manitoba, 1987-1990. Setelah itu, Budi menyelesaikan Program Doktoral University of Manitoba, 1991-1997. (sumber: budi.insan.co.id dan rahard.wordpress.com)


Ponsel Meledak, Karena Apa?

Abdul Rahman Sutara

Handphone atau telepon seluler dalam 12 dimensi komunikasi tergolong kategori dimensi hubungan, yakni alat transmisi penyampai pesan. Lazimnya masyarakat luas mengenalnya sebagai alat komunikasi lisan dan tulisan (verbal).

Seiring dengan perkembangan zaman, alat komunikasi genggam seluler tersebut berinovasi bentuk dan fungsinya. Kini banyak ditemukan beragam tipe dan fungsi telepon seluler alias ponsel. Dari semula sekadar berkomunikasi, kini di era smartphone atau ponsel cerdas, alat komunikasi genggam tersebut dapat difungsikan lebih jauh dari sekadar alat komunikasi verbal.

Smartphone saat ini dengan segala varian aplikasi dan software yang dimilikinya, seolah sudah menjadi one stop living communication. Hanya dengan dalam satu genggaman smartphone, Anda dapat melakukan berbagai aktivitas, komunikasi, aktivitas bisnis, entertainment (hiburan), hingga ke social connection activity dengan orang lain yang mungkin belum Anda kenal sama sekali.

Namun, entah kebetulan atau tidak, semakin inovatifnya teknologi sebuah handphone, alat komunikasi genggam tersebut sepertinya telah menjadi sangat rentan membahayakan para penggunanya.

Contoh kasus adalah maraknya korsleting pada komponen kelistrikan ponsel-ponsel canggih, yang mengakibatkan ledakan pada perangkat handphone genggam tersebut. Hingga berdampak pada korban jiwa dan material bagi para penggunanya.

Sebagian pengamat menganalisis, kemungkinan ledakan ataupun korsleting handphone tersebut lantaran para vendor atau produsen perangkat seluler tak konsisten dalam menerapkan standar safety pada perangkatnya. Ini disinyalir karena semakin masifnya jumlah produksi massal handphone tersebut, sehingga bisa jadi banyak produk di pasaran yang lolos dari proses quality control perusahaan. Sementara dari sisi pengguna, faktor kedisiplinan user dalam memperhatikan safety guide (panduan keselamatan yang terdapat pada manual book) saat membeli handphone tersebut.

Liputan6.com mencoba menelusuri beberapa kasus ledakan yang terjadi di Indonesia. Syahdan, jumlahnya ternyata cukup banyak, hingga mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materi yang cukup besar.

Tengok saja di Jakarta. Pada 2012, terjadi kebakaran permukiman penduduk di kawasan Karet Tengsin, Bendungan Hilir, kerugiannya ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Ini diduga kuat akibat korsleting pada charger handphone. Bahkan pada 2013, ponsel yang meledak menimbulkan kematian, terjadi di Bali dan Tuban, Jawa Timur.(Abd/Ans/*)

UNTUK DETAILNYA LIHAT INFOGRAFIS >>>


INFOGRAFIS


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.