Sukses

Yenny Wahid: Penyalahgunaan Kekuasaan Harus Diperangi

Yenny Wahid, putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menilai, politik dinasti memiliki indikasi KKN.

Yenny Wahid, putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menilai, politik dinasti memiliki indikasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Maka ia meminta masyarakat sadar dan memerangi politik dinasti yang merugikan.

"Itu jelas harus diperangi. Itu namanya abuse of power, penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan keluarganya dan dirinya," ujar Yenny di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (24/12/2013).

Ia menambahkan, apabila politik dinasti masih mengedepankan meritokrasi atau kemampuan individu bukan sekedar nama besar, masih diperbolehkan. Namun, jika hanya memanfaatkan nama besar keluarga tanpa melihat kompetensi seseorang, maka hal itu harus diberantas.

"Nama besar keluarga dalam dinasti akan membuka pintu yang tidak terbuka menjadi terbuka. Tanpa dibarengi dengan skill, malah akan jadi beban," kata Yenny.

Politik dinasti yang kini tengah menjadi sorotan adalah dinasti Ratu Atut Chosiyah. Gubernur Banten itu menjadi tersangka kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pilkada Lebak. Adik kandung Atut yaitu Tubagus Chaeri juga menjadi tersangka.

Hampir seluruh keluarga Ratu Atut memiliki posisi strategis di wilayah Banten. Suami Ratu Atut yakni Hikmat Tomet yang meninggal beberapa waktu lalu menjadi Ketua DPD Partai Golkar Banten dan anggota Komisi V DPR.

Anak pertama Ratu Atut, Andika Hazrumy berstatus anggota DPD yang kini mencalonkan diri sebagai anggota DPR di dapil Pandeglang-Lebak. Adik Andika, yakni Andiara Aprilia Hikmat kini mencalonkan diri sebagai anggota DPD.

Kakak tiri Ratu Atut, Haerul Jaman adalah Walikota Serang. Adik ipar Ratu Atut, Airin Rachmi Diany merupakan Walikota Tangerang Selatan. Sementara, ibu tiri Ratu Atut, Heryani menjabat sebagai Bupati Pandeglang. (Mvi)

Baca juga:

Kisah `Kejatuhan` Ratu Atut
Yenny Wahid Kaget Politisi Perempuan Terlibat Korupsi
Ditahan 5 Hari, Ratu Atut Masuk Angin?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini