Sukses

Ancam Ngebom Gedung Parlemen Australia, Pria Diringkus

Gedung Parlemen New South Wales, Australia mendapati ancaman bom pada Jumat pagi waktu setempat. Lalu apa yang terjadi?

Gedung Parlemen New South Wales, Australia mendapati ancaman bom pada Jumat pagi waktu setempat. Akibat ancaman itu, polisi pun meringkus seorang pengendara mobil di depan gedung tersebut karena dianggap membahayakan. 

Sumber-sumber keamanan setempat mengatakan, ancaman pria itu termasuk mengklaim telah menyimpan 25 liter bensin mobil dengan bahan peledak dalam mobilnya.

"Polisi menyeret pria dari dalam mobil setelah mengancam ngebom Gedung Parlemen NSW," ujar polisi seperti dimuat News.com.au yang dilansir Liputan6.com, Jumat (20/12/2013).

Situasi pengepungan berlangsung tepat sebelum tengah hari, ketika pria itu memarkir Chrysler putih 300 di luar gerbang depan gedung parlemen dan mulai membuat ancaman. Akibat aksi itu, polisi melakukan penutupan Macquarie Street. Dan sejumlah polisi huru-hara sudah berjaga di sekitar area tersebut. Sementara beberapa di antaranya melakukan negosiasi dengan pria berkemeja putih itu.

Pria itu kemudian menyerahkan catatan kepada polisi, yang berisi menuntut untuk berbicara dengan Premier Australia.

Selain memblokir Macquarie Street pada kedua ujungnya, para pekerja di bangunan sekitarnya juga dievakuasi oleh petugas. Namun staf parlemen tak dievakuasi, hanya diminta menjauh dari depan gedung tersebut. Agar jika terjadi ledakan tak ada yang terluka.

Sementara Bendahara Parlemen Mike Baird sebelumnya berkicau, bahwa ia dan Premier Barry O'Farrell telah diminta untuk meninggalkan gedung.

Sejauh ini, polisi masih bersiaga untuk mengurangi ketegangan. Polisi telah mengepung daerah itu dengan pita polisi di area sekitarnya saja. Selain polisi huru-hara, truk pemadam kebakaran juga disiagakan di depan gedung parlemen. (Tnt/Sss)

Baca juga:
Ledakan Dekat Kedubes Iran di Beirut, 23 Tewas Termasuk Diplomat
Peledak Bom di Gedung Partai Komunis China Dibekuk
Bom Mobil Meledak Depan Kantor Partai Komunis China, 1 Tewas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.