Sukses

Ahok: Subsidi BBM Ibarat Usus Buntu

"Karena subsidi BBM ini ibarat orang usus buntu. Kalau tidak dioperasi akan meletus juga," ujar Ahok.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta masyarakat tidak menyalahartikan rencana pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Ibukota. Pria yang akrab disapa Ahok ini menganalogikan, subsidi BBM ibarat usus buntu, jika tidak dicabut akan terus bermasalah.

"Karena subsidi BBM ini ibarat orang usus buntu. Kalau tidak dioperasi akan meletus juga. Dikasih panadol terus. Kalau minyak naik terus, lifting minyak kurang, dolar naik terus, udah Rp 12 ribu per dolar. Mau meledak bangsa ini, APBN abis untuk subsidi? Makanya Pak Gubernur ingin Jakarta jadi model," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Kamis (19/12/2013).

Ahok memastikan, pencabutan subsidi BBM tersebut tidak akan mempengaruhi undang-undang (UU) Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), seperti yang dikhawatirkan sejumlah kalangan. "Jangan diartikan mencabut subsidi mengganggu UU APBN. Yang dimaksud cabut subsidi itu menghilangkan suplai BBM subsidi ke tengah DKI," ujar Ahok.

Ahok menjelaskan, untuk menghilangkan subsidi BBM, pemerintah pusat dan DPR yang berwenang. Apabila legislatif sudah menetapkan nilai subsidi maka Pemprov DKI tidak bisa melakukan perubahan. Yang dapat dilakukan Pemprov DKI, kata dia, adalah terkait dampak. Jika warga mengisi BBM subsidi di luar DKI, maka otomatis kemacetan di ibukota berkurang.

"Maunya Pak Gubernur gimana mengatasi macet, mobil-mobil pribadi tidak boleh mengisi BBM subsidi," kata pria asal Bangka Belitung itu.

Ahok mengaku, akibat pencabutan subsidi BBM nantinya akan menjadi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) dalam APBN. Namun untuk penganggaran tahun berikutnya, dana pengalihan subsidi BBM di DKI dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna, seperti pembangunan infrastruktur atau perbaikan pelayanan. (Rmn/Sss)

Baca juga:
Ahok: Cabut BBM Bersubsidi untuk Lingkungan Lebih Baik

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini