Sukses

Ratu Atut Tersudut

Dinasti sang pemimpin Banten bergemuruh hebat, Ratu Atut Choisiyah tersudut. Langkahnya berat tak bisa maju atau mundur.

Dinasti sang pemimpin Banten bergemuruh hebat, Ratu Atut Chosiyah tersudut. Langkahnya berat tak bisa maju atau mundur. Kasus yang menderanya pun kian terkuak, sejak dirinya dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Selasa ini.  

Ratu Atut ditetapkan sebagai tersangka suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak. Politisi Golkar itu juga dinyatakan terlibat pemberian suap kepada mantan Ketua Mahkamah konstitusi (MK) Akil Mochtar.

"Dari bentangan alat bukti yang ditemukan, KPK akhirnya secara solid dan utuh, memutuskan, meningkatkan dan menetapkan Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten, selaku tersangka dalam pemberian berkaitan dengan sengketa Pilkada Lebak," kata Ketua KPK Abraham Samad di kantornya, Jakarta, Selasa 17 Desember, yang juga dibenarkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto juga hal itu.

Status tersangka yang sebenarnya telah ditetapkan pada Senin 16 Desember, ternyata belum dinyatakan secara tertulis oleh KPK. Pihak keluarga Atut pun menyatakan belum tahu kabar tersebut dan belum menerima surat pemberitahuan sebagai tersangka.

"Kami belum tahu. Belum ada surat juga," kata juru bicara keluarga Ratu Atut, Fitron Nur Ikhsan saat dihubungi Liputan6.com di Banten.

KPK akhirnya menyerahkan nasib Atut di pemerintahan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). "Bahwa tidak ada kewajiban KPK mengirimkan sprindik (surat perintah penyidikan) ke Kemendagri. Karena itu kami tidak kirimkan ke Kemendagri, cukup lewat pengumuman resmi," tutur Samad.

Status tersangka sang pemimpin Banten ternyata juga menyeret 2 ajudan Ratu Atut. KPK mengajukan permintaan cegah dan tangkal alias pencekalan kepada mereka.

Tidak hanya kasus Pilkada Lebak, politisi Golkar itu juga dinyatakan terlibat dalam kasus korupsi alat kesehatan (alkes) di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Tetapi dalam kasus pengadaan alat kesehatan ini, Ratu Atut belum resmi menjadi tersangka.

Alasannya, KPK masih melakukan rekonstruksi kasus itu. "Sprindiknya pun masih dalam proses dan akan menyusul kemudian," ujar Samad. "Kita belum menetapkan secara resmi. Maka kita menahan diri untuk menyampaikan secara resmi." Jadi disepakati dulu.

Hingga kini KPK memang belum melakukan penahanan terhadap Atut. Lantaran, pemberkasan perkara Atut hingga saat ini belum rampung. Lalu apakah Atut akan ditahan pada hari Jumat yang kerap disebut sebagai 'Jumat Keramat'?

Belum diketahui pasti, sebab siapapun orang yang telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK, pasti akan ditahan oleh KPK.

Golkar Bergemuruh

Partai tempat Ratu Atut bernaung pun bergemuruh mendengar salah satu kadernya terseret kasus korupsi. Satu per satu pun angkat bicara, tak mau terseret lebih jauh dengan 'gemuruh' itu.

Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Tohari salah satu yang mulai angkat bicara. Ia mengakui tokoh-tokoh partainya yang sukses di Banten berasal dari 'dinasti' Ratu Atut Chosiyah. Anggota keluarga Ratu Atut diakui menduduki jabatan penting.

Status Ratu Atut sebagai tersangka suap juga menyeret banyak tokoh unggul Golkar di Banten. Namun Golkar tetap optimistis bisa melahirkan tokoh-tokoh baru lagi, khususnya di Banten.

Tak mau dikait-kaitkan, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono pun menyampaikan bahwa kasus korupsi yang melibatkan Ratu Atut tidak ada unsur politiknya.  "Tidak ada hubungan antara tindakan-tindakan yang dikatakan korupsi itu dengan kepartaian," ungkap Agung Laksono di Jakarta.

Sementara Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical, mengaku tidak kaget saat mendengar Gubernur Banten Ratu Atut menjadi tersangka kasus dugaan suap Pilkada Lebak Banten oleh KPK.

"Pak ARB sendiri tidak kaget, karena sudah waktunya, ya jalankan saja. Pak ARB sendiri tetap jalankan kampanyenya, jalankan pencapresannya. Itu tidak mempengaruhi," ujar Wasekjen DPP Partai Golkar Nurul Arifin kepada Liputan6.com.

Nurul Arifin juga menyatakan tak akan menonaktifkan Ratu Atut dari posisinya sebagai Wakil Bendahara Umum dan Ketua DPP bidang pemberdayaan perempuan. Dengan alasan menunggu vonis pengadilan untuk memutuskan status tersangka Atut.

Selain itu, Nurul juga menegaskan tidak ada aliran dana yang masuk ke internal partai, walau Atut merupakan Wakil Bendahara Umum Golkar.

Hal senada juga diungkapkan Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Politik, Hukum, dan Hubungan Antarlembaga, Raydonnyzar Moenek. Ia menyatakan Ratu Atut belum bisa diberhentikan dari jabatannya sebagai gubernur, karena masih tersangka dan belum terdakwa.

Jika yang lainnya terkesan menjauh dari Atut, tak demikian dengan Jusuf Kalla yang berada dalam posisi netral. Ia justru merasa prihatin dengan penetapan status tersangka Atut. Apalagi status itu disandangnya tak lama setelah suaminya, Hikmat Tomet meninggal dunia. Didahului penahanan terkait kasus korupsi adik Atut, Wawan.

Rasa Syukur

Penggeledahan rumah Ratu Atut di Jalan Bhayangkara Nomor 51, Cipocok, Serang, Banten pada Selasa 17 Desember dini hari menjadi awal 'raibnya' Atut. Kala itu Atut tak ada di kediamannya. Seolah-olah telah mengetahui rencana penggeledahan yang direncanakan KPK, dan mengungsi ke rumah sang bunda.

"Ibu sejak sore itu berada di kediaman ibunya di Ciomas," tutur juru bicara keluarga Fitron Nur Ikhsan dalam perbincangan dengan Liputan6.com.

Ditinggal sang empunya rumah, juga usai penggeledahan hampir 6 jam 'berbuah' 2 koper dokumen dari kediaman politisi Golkar itu, membuat suasana rumah tersebut kian sepi. Atut bak hilang ditelan bumi. Ia tak bisa ditemui.

Di balik kejatuhan 'ratu' Banten itu, masyarakatnya justru merasakan suka cita. Mereka pun mengekspresikannya, mulai dari sujud syukur, botaki rambut, sampai mandi lumpur dan berpose layaknya patung di depan Gedung KPK.

Rasa gembira juga dinyatakan penyanyi Bona Paputungan. Bona yang namanya melejit lewat lagu Andai Aku Gayus Tambunan itu bahkan sudah menduga kalau Ratu Atut bakal menjadi tahanan KPK.

2 Paranormal, Permadi dan Eyang Subur yang juga ternyata mendukung penetapan KPK terkait status tersangka suap Ratu Atut, bahkan menyatakan siap melindungi KPK dari gangguan mistis. "Saya bersama Eyang Subur sudah menyelamatkan KPK. Jadi KPK jangan takut berantas korupsi sampai akar-akarnya," ujar Permadi di Gedung KPK.

Menunggu kemunculan sang 'ratu' Banten, lalu skandal apa lagi yang akan terkuak sesudah ini? Kita tunggu selanjutnya. (Tnt/Rmn)

[Baca juga: Kisah `Kejatuhan` Ratu Atut]

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini