Sukses

Diusung Partai Manapun, Jokowi Tetap Paling Banyak Dipilih

Jika Jokowi tetap diusung PDIP, maka para kader PDIP yang akan memilihnya sebanyak 16,2%, dan pemilih dari non PDIP mencapai 43,9%.

Jelang pemilu 2014, sejumlah partai politik dibuat sibuk mencari tokoh yang pas untuk diusung menjadi capres. Begitu juga sebaliknya, sejumlah tokoh masih terkesan 'bingung' untuk memilih partai politik mana yang akan menjadi tunggangannya dalam kompetisi tahun 2014. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo tersebut akan tetap paling diminati, jika diusung partai apapun, jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mengusungnya sebagai capres. Itulah hasil survei Cyrus Network. Dalam survei ini, Jokow itu jauh dipilih melebihi nama lain yang terbilang mapan di kancah perpolitikan Indonesia.

"Kalau Jokowi tetap diusung PDIP, para kader PDIP yang akan memilihnya sebanyak 16,2%, dan pemilih dari non PDIP mencapai 43,9%. Sehingga, total PDIP akan mendapat 60,1% jika mengusung Jokowi sebelum pileg 2014," kata Direktur Riset Cyrus Network Eko David Dafianto di kantornya, Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (15/12/2013).

Namun, kata Eko, jika sebelum pileg 2014 PDIP mengusung Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri sebagai capres, kader PDIP yang memilihnya hanya 11,2% dan dari non PDIP 14,5%. Sehingga total pemilih yang memilih PDIP dengan capres Megawati hanya 26,4%.

Begitu juga seandainya PDIP mengusung Prabowo Subianto jika tidak diusung Partai Gerindra. Menurut Eko, pemilih dari kader PDIP sebanyak 8,2% dan dari non PDIP 23,3%. Total PDIP jika mengusung Prabowo mendapat 32,1%.

Cyrus Network juga memaparkan hasil risetnya terhadap partai lain. Misalnya, jika Partai Golkar mengusung Jokowi maka ia mendapat 53,0 % pemilih, yang terdiri atas 14,0% pemilih dari kader Golkar, dan 39,0% dari non Golkar.

Perolehan persentase tersebut tentu mengalahkan nama Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie yang hanya mendapat 29,8 % pemilih. Perolehan pemilih Capres yang sudah diusung Golkar tersebut merupakan total dari 14,0% pemilih dari kader Golkar dan 15,8 persen dari non Golkar.

Sementara seandainya Golkar mengusung mantan Ketua Umumnya, Jusuf Kalla (JK), Golkar hanya mendapat 11,2 % pemilih dari kadernya, dan dari non Golkar 15,4%. Total yang memilih Golkar jika mengusung JK adalah 26,6%.

Pun demikian, nama Jokowi tetap mendapat persentase tertinggi meski diusung Partai Gerindra. Gerindra akan mendapat total pemilih sebanyak 48,0% jika mengusung Jokowi, yang terdiri atas 6,0% pemilih dari kader Gerindra, dan 42,0% pemilih dari non Gerindra.

Jika seandainya, Gerindra tetap mengusung Prabowo, kadernya yang akan memilih hanya 7,3% dan pemilih dari non Gerindra sebesar 21,9%. Total pemilih yang akan memilih Gerindra dengan capres Prabowo mencapai 29,8%.

Lalu jika Gerindra memilih mengusung Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, hanya akan mendapat presentase pemilih sebesar 15,6% yang terdiri atas 3,0% pemilih dari kader Gerindra dan 12,6% dari non Gerindra. (Rmn)

Baca juga:
Survei Cyrus Network: Jokowi Capres `Setengah Dewa`

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.