Sukses

Korupsi dan Dinasti

Ketua KPK Abraham Samad menyebut pemimpin di Banten sebagai pembunuh berdarah dingin. Apalagi setelah ini?

Saat ini yang ada di pikiran Abraham Samad bukanlah Wakil Presiden Boediono yang terus diungkit keterlibatannya dalam kasus Bank Century. Bukan pula Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat yang terseret kasus gratifikasi proyek Hambalang. Hanya satu yang dipikirkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, yaitu Ratu Atut Chosiyah dan keluarganya.

Ratu Atut memang belum terbukti sebagai koruptor, bukan pula seorang tersangka yang tengah disidik KPK. Namun, Abraham dengan terang-benderang telah menjadikan Ratu Atut dan keluarganya sebagai 'target'.

Dalam berbagai kesempatan pada sepekan terakhir, ucapan Abraham menyiratkan kalau tak lama lagi Ratu Atut akan menjadi pesakitan di balik jeruji KPK. Coba perhatikan bagaimana kerasnya upaya Abraham untuk 'mengejar' dinasti penguasa di wilayah Banten ini.

Dimulai pada Rabu pekan lalu ketika Abraham mengatakan kalau kasus korupsi yang muncul di Banten adalah kejahatan keluarga. Karena itu, pihaknya akan memanggil keluarga Atut satu per satu untuk mengusut kasus demi kasus.

"Selain korupsi yang ada di Tangsel atau alat kesehatan itu banyak hal yah. Itu bansos dan alkes itu ada juga di tingkat provinsi, tak hanya di Tangsel. Terus pembangunan-pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya yang kita telusuri agar kita bisa melihat. Soalnya antara satu proyek dengan proyek lainnya itu ada keterkaitan," jelasnya.

Tepat sehari kemudian, Kamis 5 Desember 2013, Abraham lagi-lagi mengeluarkan pernyataan yang lumayan keras. Menurutnya, kasus korupsi yang ada di Banten lumayan banyak. Arah ucapan ini jelas mengarah kepada keluarga Gubernur Banten itu.

"Korupsi di Banten itu banyak. Saking banyaknya, saya lupa itu ada beberapa poin. Tapi itu masih pada tahap pendalaman semua, ini masih harus divalidasi dan verifikasi untuk mencari alat bukti," tegasnya.

Ucapan ini banyak sedikitnya sudah bercampur dengan rasa marah karena Ratu Atut dan adik iparnya Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mangkir dari pemeriksaan yang dijadwalkan KPK sehari sebelumnya. Airin sedianya akan diperiksa terkait kasus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang menjerat suaminya Tubagus Chaeri Wardana. Sementara Ratu Atut seharusnya diperiksa terkait kasus alat kesehatan di Pemprov Banten.

Ternyata, Airin yang biasanya rajin menyambangi KPK tiap Senin dan Kamis itu lebih memilih menghadiri acara Musyawarah Rencana Pembangunan Regional (Musrembangreg) yang digelar di Serang Banten, bersama kakak iparnya Ratu Atut Chosiyah.

Dengan semua serangan itu, keluarga Ratu Atut lebih memilih untuk 'tiarap' sesaat. Hanya juru bicara keluarga yang tampil ke depan, itu pun juga bukan untuk menyanggah atau menolak pernyataan Abraham.

Keluarga Atut melalui juru bicaranya, Fitron Nur Ichsan, mengatakan pernyataan Ketua KPK tersebut tak dipahami oleh keluarga Ratu Atut karena proses hukum yang dijalani oleh Wawan, adik Atut yang menjadi tersangka kasus suap sengketa pilkada, hingga kini masih berjalan.

"Dalam hal ini Bu Atut sudah menunjukkan dirinya menjadi warga negara yang baik untuk memenuhi semua keterangan yang diminta KPK," jelas Fitron. Hanya itu jawaban untuk 'serangan' yang dilancarkan Abraham.

Seolah merasa belum cukup, Abraham terus menebar ketakutan. Kali ini dia berbicara di halaman Istana Negara, Jakarta, usai menghadiri peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Senin 9 Desember 2013.

Berbicara di Istana, pada momen Hari Antikorupsi pula, ditambah dengan mangkirnya Atut dan Airin pada pemeriksaan di KPK, maka lengkaplah sudah amunisi yang dipunya Abraham untuk melancarkan serangan berikutnya kepada keluarga kaya raya itu.

Pertama, Abraham mengucapkan penyesalan atas mangkirnya Atut di KPK. "Karena mungkin yang bersangkutan ada kegiatan yang lain, padahal yang sebenarnya, pemeriksaan itu adalah kegiatan yang jauh lebih penting untuk dilakukan daripada kegiatan-kegiatan lain," jelasnya.

Kedua, pria asal Makassar ini langsung kepada maksud sesungguhnya. "Oleh karena itu, sebagai warning saya, yang bersangkutan Ibu Atut nanti dalam pemanggilan berikutnya harus memenuhi panggilan, harus datang. Kalau yang bersangkutan tidak datang, KPK akan datang ke Banten menjemput," tegasnya.

Karena yang berbicara adalah Ketua KPK, lembaga paling ditakuti para calon koruptor, maka sudah bisa ditebak langkah yang diambil oleh Atut dan adik iparnya. Kali ini dia berusaha patuh dengan panggilan KPK.

Selasa 12 Desember 2013, keduanya kompak datang ke Gedung KPK. Tak banyak bicara, tapi masih murah senyum, Atut dan Airin masuk ke Gedung KPK. Setelah 8 jam berlalu, Airin keluar dari Gedung KPK. "Boleh tanyakan langsung ke penyidik atau KPK. Sudah ya," ucap Airin saat ditanyakan materi pertanyaan penyidik kepadanya.

Mungkin karena namanya paling sering disebut oleh Ketua KPK, Ratu Atut pun ditahan agak lama oleh penyidik di ruang pemeriksaan. Dan, 11 jam setelah kedatangannya, Ratu Atut baru menampakkan diri. Hanya wajah lelah yang terlihat, tak ada penjelasan soal materi pemeriksaan dirinya.

Dengan pengawalan ketat dari petugas KPK, Atut yang berkerudung hitam itu memilih menerobos kerumunan wartawan menuju mobil Pajero Sport hitam yang telah menunggunya tepat di depan lobi Gedung KPK.

Meski telah patuh menghadiri pemeriksaan, Abraham tak punya niat untuk mengendurkan serangan. Bahkan kali ini lebih keras. Bermula dari kegeramannya melihat kekayaan keluarga Atut yang berbanding terbalik dengan kondisi hidup mayoritas warga Banten, Abraham menyebut pemimpin di Banten bak pembunuh berdarah dingin.

"Oleh karena itu, saya mengambil satu kesimpulan, kalau ada pemimpin yang tidak mempunyai hati nurani melihat rakyatnya begitu miskin dan dia hidup bermewah-mewah, maka orang ini secara terminologi adalah pembunuh berdarah dingin," tegasnya.

Dengan serentetan pernyataan keras tersebut, ditambah dengan beberan data dan fakta yang ada, sulit sepertinya bagi Atut dan keluarganya untuk berkelit. Abraham jelas punya perhitungan matang untuk mengeluarkan sebuah pernyataan sehingga tidak menjadi bumerang bagi dirinya.

Pertanyaannya sekarang, pernyataan apalagi yang akan dilontarkan Abraham? Sekadar bercanda, boleh juga kita tanyakan, kapan Atut akan diajak 'menetap' di Gedung KPK, sehingga tak lagi harus dipanggil setiap kali dibutuhkan? Jawabannya: Menunggu 2 alat bukti. (Ado/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.