Sukses

63 Penerjun Wanita Pecahkan Rekor Dunia Terjun Menukik

Mereka terjun dengan posisi kepala menukik ke bawah bergandengan tangan dari ketinggian 5 ribu meter dan baru buka payung di 1.500 meter.

63 penerjun payung wanita dari sejumlah negara berhasil memecahkan rekor dunia membentuk formasi terjun payung menukik. Posisi tubuh, tegak lurus dengan kepala di bawah sambil bergandengan tangan terjun di atas langit Gurun Arizona, Amerika Serikat. Mereka terjun dari 3 pesawat dari ketinggian 5.000 meter lebih.

"Para penerjun itu melompat dari 3 pesawat pada ketinggian 5.486 meter dari permukaan tanah di dekat Eloy, sebelah tenggara Phoenix," kata Direktur Promosi Asosiasi Terjun Payung AS, Nancy Koreen di Phoenix, Minggu (1/12/2013).

Nacy menjelaskan penerjun payung dari kaum hawa itu berasal dari AS, Australia, Meksiko, Prancis, Norwegia, Swedia, dan Jerman. Menurutnya, saat membentuk formasi dengan kepala di bawah berarti hambatan gesek udara sangat minim sehingga kecepatan jatuh mereka lebih dari 200 mil per jam.

Mereka diterbangkan di ketinggian sekitar 16.500-17.000 kaki atau sekitar 5.000 meter lebih dari permukaan tanah. Dan mereka mempertahankan formasi kepala di bawah dan bergandengan tangan tak terpisahkan semuanya hanya selama 50 detik.

Toggle payung terjun baru dicabut pada ketinggian sekitar 6.000 atau paling lambat 5.500 kaki atau sekitar 1.500 meter dari permukaan tanah. Inilah ketinggian yang diketahui aman untuk mencabut toggle payung terjun dalam upaya terjun formasi seperti itu.

Rekor itu berhasil dicapai pada usaha ke-12. Wanita-wanit luar biasa ini memecahkan rekor terjun terinspirasi aksi serupa oleh 41 penerjun payung pada 2010.

"Setiap orang harus menunjukkan kemampuannya secara bersama-sama, ini membuat rekor tersebut sangat menantang," kata Koreen, yang juga ikut jadi penerjun pemecah rekor.

Koreen menambahkan sejumlah juri dari federasi terjun payung internasional atau Federation Aeronautique d'Internasional yang berpusat di Swiss memberikan penegasan atas usaha tersebut di lapangan.

Menurutnya terjun menjungkir tegak lurus disebut lebih sulit dibandingkan terjun bebas, atau terjun dengan gaya perut menuju bumi. Para penerjun harus meluncur ke bumi dengan kecepatan tinggi dalam posisi yang lebih menantang untuk mengendalikan diri.

"Ketika kepala berada di bawah, segala sesuatu menjadi bergerak lebih cepat. Maka ini adalah posisi yang lebih sulit untuk terbang dan mengendalikan diri," kata Koreen. (Ant/Adi/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.