Sukses

Dahlan Iskan: Konvensi Demokrat Ada Karena Keprihatinan SBY

Menteri BUMN Dahlan Iskan membantah Konvensi Demokrat digelar untuk meningkatkan elektabilitas.

Konvensi yang digelar Demokrat untuk menjaring capres yang bakal diusung dinilai sebagai upaya untuk mendongkrak elektabilitas partai. Namun hal itu dibantah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yang menjadi salah satu peserta konvensi.

Dahlan menegaskan, Konvensi Demokrat yang diikutinya bukan untuk mendongkrak elektabilitas partai, seperti prediksi pengamat.

"Konvensi itu bukan untuk elektabilitas seperti kata pengamat, tapi berangkat dari keprihatinan Pak SBY tentang mudahnya terpilih pemimpin bangsa yang tidak berkualitas," ujar Dahlan di Surabaya, Sabtu (30/11/2013).

Di hadapan 400-an mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) dalam "Seri Kuliah Kepresidenan" oleh Departemen Mata Kuliah Umum (MKU), ia menjelaskan, Konvensi Demokrat itu bertujuan untuk mengawinkan 2 fakta.

"Ada pemimpin yang tidak berkualitas tapi bisa diterima atau populer. Ada pemimpin yang tidak bisa diterima, tapi berkualitas. Nah, konvensi itu mengawinkan keduanya," katanya.

Jadi, menurut wartawan senior itu, target konvensi adalah lahirnya pemimpin berkualitas yang bisa diterima (populer). "Itu penting, karena demokrasi kita masih menyamakan antara suara profesor atau rektor dengan suara penganggur. Padahal itu tidak adil, karena itu konvensi menjadi sarana penyaring," ujar Dahlan.

Bahkan, lanjut mantan Dirut PT PLN itu, peserta Konvensi Demokrat itu tidak dipilih begitu saja, melainkan didasarkan pada survei terhadap 250 guru besar dan doktor dari universitas se-Indonesia.

"Sayangnya, nama-nama yang tersaring tidak semuanya mau menerima undangan konvensi itu. Bahkan saya sendiri mau (baru bersedia) menerimanya dalam satu hingga dua hari menjelang berakhirnya pendaftaran peserta konvensi," ujar Dahlan.

Pendiri Jawa Pos Group itu mengemukakan, dirinya memutuskan untuk menerima karena tokoh yang ia jagokan, yakni pengusahan Chairul Tanjung, justru mendorong dirinya. "Saya mengusulkan Pak Chairul Tanjung," katanya.

Selain itu, dirinya juga mendaftar agak terlambat karena dirinya memang tidak mau mendaftarkan diri, kecuali diperintah. "Saya benar-benar tidak mau mendaftar, tapi Presiden akhirnya meminta," katanya.

Namun, lanjut dia, ada 2 alasan yang membuat dirinya mantap, yakni tujuan konvensi untuk menggabungkan kualitas dan popularitas, serta kemajuan Indonesia sudah berjalan sesuai rel yang tepat.

"Kalau rel itu kita ikuti, maka bukan tidak mungkin akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju nomor 9 dalam 6 tahun ke depan. Nah saya terpanggil agar rel itu tidak belok-belok," ujar Dahlan.

Menurut dia, jika bukan karena alasan itu, maka dirinya tidak akan mau menjadi capres. "Emangnya enak jadi presiden? Saya tahu sendiri bahwa presiden itu dihujat ke mana-mana," katanya.

Bahkan, sambung dia, jika diharuskan memilih, maka dirinya akan memilih untuk menjadi orang bebas. "Terus terang, jadi menteri atau jadi Dirut PT PLN itu juga sempat saya tolak," katanya.

Namun, ia akhirnya mau menerima undangan untuk mengikuti Konvensi Demokrat, karena semua hal yang memberatkannya dapat dipatahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Misalnya, saya bukan insinyur atau ekonom. Tapi Pak SBY bilang kalau butuh manajer dan leader," tandas Dahlan. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.