Sukses

Pertamina Akan Mewarnai Minyak Tanah Kembali

Pihak Pertamina akan mewarnai kembali minyak tanah pada dua bulan mendatang untuk mengatasi kelangkaan minyak. Akibat kelangkaan minyak di Batam, harga minyak tanah melonjak mencapai Rp 2.700 per liter.

Liputan6.com, Jakarta: Kelangkaan minyak tanah di pasaran selama dua pekan terakhir ini ditanggapi pihak Pertamina dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (14/4) sore. Direktur Utama Pertamina Ariffi Nawawi mengatakan, kelangkaan minyak tanah tersebut akibat sejumlah pengusaha yang menyalahgunakan minyak tanah rumah tangga untuk keperluan industri. Untuk mengatasinya, Pertamina akan kembali mewarnai minyak tanah pada dua bulan mendatang. Diperkirakan proses pewarnaan itu memerlukan biaya sekitar Rp 40 miliar.

Sebelumnya, Tim Terpadu Pelaksana Penanggulangan Penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (TP3 BBM) mendesak Pertamina agar mewarnai kembali minyak tanah untuk konsumsi rumah tangga. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan minyak tanah untuk rumah tangga yang dijual pihak tertentu ke konsumen industri, terutama industri tekstil yang belakangan mendapat banyak pesanan kaus partai politik [baca: Pertamina Didesak Mewarnai Minyak Tanah Kembali].

Akibat penyalahgunaan tadi, tentu minyak tanah menjadi langka di beberapa wilayah di Tanah Air. Di Batam, Riau, misalnya. Akibat kelangkaan tersebut, harga minyak tanah melonjak dari seharga Rp 1.000 per liter menjadi Rp 2.700. Para ibu rumah tangga pun terpaksa mengantre untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. "Akibat sulitnya mendapatkan minyak tanah, saya mengalami kerugian Rp 300 ribu," kata Yusnarti, seorang ibu rumah tangga.

Akibat kelangkaan minyak itu, pihak pangkalan kontan menuduh Pertamina. Seorang pemilik pangkalan minyak Daeng Paraga mengatakan, pasokan sejak dua pekan itu berkurang 2.000 liter setiap hari. "Saya mensinyalir ada ibu-ibu yang membeli minyak dalam jumlah besar," tutur Kepala Unit Pertamina Batam Nono Asmono. Ia juga menambahkan, pasokan dalam sepekan terakhir mencapai 209 ribu liter per hari. Asal tahu saja, di sana juga beredar kabar kalau pasokan minyak tanah untuk kebutuhan rumah tangga dipasarkan untuk keperluan industi hingga 21 ribu ton lebih dalam sebulan.

Kelangkaan minyak tanah ini juga dihadapi warga Semarang, Jawa Tengah, seperti di Pedorongan, Semarang Timur, Perumahan Litang, dan Perkampungan Nelayan Tambak Loro, Semarang Utara [baca: Minyak Tanah Langka di Semarang]. Kondisi yang berlangsung sejak belakangan ini membuat warga harus antre untuk mendapatkan minyak tanah. Sudah begitu, harga yang dijual pun lebih mahal dari harga eceran tertinggi.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.