Sukses

Wapres Diperiksa KPK, Anas: Boediono Tak Ambil Untung Century

Setelah Boediono diperiksa KPK, Anas mengaku banyak yang meminta pendapatnya. Melalui twitternya, Anas bicara dengan tagar #kasuscentury.

Penyidik KPK telah memeriksa Wakil Presiden Boediono terkait kasus dugaan korupsi bailout Bank Century. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat pun angkat bicara terkait pemeriksaan itu.

Setelah Boediono diperiksa KPK, Anas mengaku banyak yang meminta pendapatnya. Melalui akun twitternya @anasurbaningrum, tersangka kasus dugaan korupsi Proyek Hambalang itu bicara dengan tagar #kasuscentury di setiap tweetnya.

"Saya kenal cukup baik Wapres Boediono. Bahkan sangat intensif berkomunikasi saat Pansus Bank Century berlangsung," tulis Anas, Minggu (24/11/2013).

Menurutnya Boediono adalah orang baik. Pribadi dan pejabat yang baik. Anas percaya Boediono tidak main-main ketika mengambil keputusan menyelamatkan Bank Century.

"Saya juga percaya Pak Boediono tidak ambil keuntungan pribadi dari kucuran dana ke Bank Century. Saya tidak tahu apakah Pak Boediono akan salah di mata hukum? Itu urusan dan otoritas KPK," kata Anas.

Yang pasti, lanjutnya, Boediono mendukung tindakan tegas kepada pihak-pihak yang menyalahgunakan dana talangan Bank Century. Siapa yang menyalahgunakan dana bailout Century, tugas KPK untuk mencarinya, karena datanya sebagian besar sudah ada di KPK.

"Apakah KPK berani? Itu saya tidak tahu. Kata salah satu pimpinannya, hanya takut kepada Tuhan saja," ujarnya.

Menurut Anas, yang disebut Boediono sebagai 'pihak-pihak yang menyalahgunakan' dana bailout Century yang harus dibikin terang. Jangan jadi 'misteri' sejarah.

"Mungkin Pak Boediono bisa membantu menemukan jejak dari 'pihak-pihak yang menyalahgunakan' itu. Tidak perlu ragu dan takut," imbuh Anas.

Ia menilai, dalam kasus hukum di Indonesia, ada orang yang bersalah dan ada yang dipersalahkan. "Saya tidak hendak membela. Saya hanya menyatakan pendapat dan kesaksian pribadi tentang Pak Boediono," tutup Anas. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.