Sukses

[VIDEO] Australia, Kawan atau Lawan?

Meski diwarnai hubungan panas dingin, Indonesia adalah penerima bantuan terbesar dari Australia.

Isu spionase kembali merusak hubungan Indonesia dan Australia. Sejauh ini Perdana Menteri Australia masih enggan meminta maaf dengan alasan menyangkut keamanan dan pertahanan negaranya.

Aksi demonstrasi mengecam penyadapan itu telah merebak di Indonesia. Tak hanya itu, penyadapan pada kurun Agustus 2009 itu telah memicu perang di dunia maya. Para hacker Indonesia dan Austalia saling serang.

SBY memang terang-terangan menunjukkan kekecewaan atas penyadapan dirinya, Ani Yudhoyono, dan 8 pejabat Indonesia lainnya. Dia bahkan memutuskan untuk menghentikan kerja sama Indonesia dengan Negeri Kanguru tersebut.

Dalam catatan yang ditayangkan dalam Barometer Liputan 6 SCTV, Sabtu (23/11/2013) disebutkan, panas-dingin hubungan Indonesia dan Australia memang terasa sejak lama. Berbagai masalah regional dan politik, seperti isu Papua dan Timor Leste  mewarnai hubungan 2 negara bertetangga ini.

Sejak Indonesia meraih kemerdekaan, Australia sudah memberikan dukungan antara lain dengan melakukan pemboikotan kapal militer Belanda.

Setelah perjanjian New York tahun 1963 yang menyatakan Papua bagian dari Indonesia, hubungan dengan Australia melunak, bahkan Australia menjadi salah satu negara donor Indonesia yang tergabung dalam IGGI.

Hubungan kembali memanas dalam kasus Timor Leste karena Australia dianggap mendukung kemerdekaan Timor Leste yang kala itu bernama Timor Timur.

Masalah Papua kembali memanaskan hubungan kedua negara saat Australia memberikan visa bagi 42 warga Papua. Saat itu, protes keras dilancarkan pemerintah yang menarik Duta Besar Hamzah Thayeb dari posnya di Australia.

Meski diwarnai hubungan panas dingin, Indonesia adalah penerima bantuan terbesar dari Australia. Untuk tahun ini saja, Indonesia mendapat Rp 5,5 triliun. Lihat tayangan Barometer Liputan 6 SCTV selengkapnya di bawah ini. (Eks/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini