Sukses

PLN Tambah Pembangkit Panas Bumi buat Terangi Maluku

PT PLN (Persero) menambah pasokan listrik di wilayah Maluku dengan memulai proses pembangunan PLTP di Tulehudi.

PT PLN (Persero) menambah pasokan listrik di wilayah Maluku dengan memulai proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Tulehudi Maluku berkapasitas  2 x 10 Mega Watt (MW).

Manager Humas PT PLN (Persero) Bambang Dwiyanto mengatakan,  PLN terus berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik.

"Pembangunan PLTP Tulehu ini merupakan bagian dari pembangunan proyek 10.000 Mega Watt (Mw) tahap 2 yang sedang dilaksanakan oleh PLN," kata Bambang, di Jakarta, Rabu (20/11/2013).
 
Dimulainya pembangunan PLTP ditandai dengan penandatanganan kontrak engineering service untuk PLTP Tulehu 2 x 10 Mega Watt (MW) antara Direktur Utama PLN, Nur Pamudji dan wakil dari West Japan Engineering Consultant (West JEC), Hiroshi Nagano serta Presiden Direktur PT Connusa Energindo, Kohar Sutomo.

Menurut dia, West JEC melakukan joint venture dengan PT Connusa Energindo untuk melaksanakan pekerjaan engineering service untuk detail design dan implementasi pembangunan proyek PLTP Tulehu.

"Hal ini menunjukkan bahwa proses pembangunan PLTP Tulehu yang berlokasi di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku berjalan dengan baik," ungkapnya.
 
Bambang menjelaskan, pekerjaan engineering service meliputi review hasil studi dan analisis seperti desain enginering. 

Prakualifikasi dan dokumen lelang lelang evaluasi dan negosiasi kontrak supervisi konstruksi.  Layanan pasca konstruksi dan transfer ilmu dan teknologi.

Menurut dia, kontrak jasa enginering akan berlaku efektif setelah ditandatanginya perjanjian pendanaan dari JICA yang dijadwalkan dalam waktu dekat ini.

Kemudian dilanjutkan dengan tahap lelang pengadaan kontraktor untuk membangun konstruksi pembangkit panas bumi Tulehu. "Pembangunan PLTP direncanakan selesai pada tahun 2016," tuturnya.

Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTP Tulehu direcanakan akan menjadi pemikul beban dasar listrik di kota Ambon dan sekitarnya.

"Saat ini beban puncak sub sistem kelistrikan Ambon sekitar 50 MW dan daya mampu pembangkit sekitar 56 MW. Pertumbuhan permintaan listrik di Ambon rata-rata 12 % per tahun," pungkasnya.

Program kelistrikan tahap dua (Fastrack Programe /FTP) 10 ribu Mw  II merupakan program pemerintah untuk mempercepat kelistrikan, mayoritas pembangkit tersebut bersumber energi baru terbarukan (ebt). (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.