Sukses

Survei: Elektabilitas Aburizal Bakrie Dibuntuti JK

Jusuf Kalla memiliki elektabilitas 15,2% dan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso 13,9%. Sedangkan Ical 19,6%.

Jelang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, elektabilitas Katua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) sebagai capres Pemilu 2014 cenderung stagnan dan masih di bawah angka 10%. Survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) menyebutkan, elektabilitas pria yang akrab disapa Ical ini sulit menembus angka 20%.

"Elektabilitas Aburizal Bakrie stagnan di kisaran angka 19,6%, jauh di bawah elektabilitas Partai Golkar. Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir elektabilitas ARB sedikit menurun," kata CEO LKP Usman Rachman di Senayan, Jakarta, Minggu (17/11/2013).

Menurutnya, hal ini menunjukkan berbanding terbalik dengan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang terus berkibar melampui angka 30%. Bahkan, jika dibandingkan dengan capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan capres Partai Hanura, Wiranto, elektabilitas Ical juga semakin tertinggal.

Menurut Usman, elektabilitas Ical justru dibuntuti kader internal Golkar yang tak menutup kemungkinan menjadi capres alternatif. Seperti, mantan wapres sekaligus mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, yang memiliki elektabilitas di angka 15,2% dan Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua DPP Golkar, Priyo Budi Santoso di angka 13,9%.

"Elektabilitas Ical justru dibayang-bayangi kader internal seperti JK dan Priyo," tutur Usman.

Sementara elektabilitas Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, Akbar Tanjung berada di angka 7,9%. Disusul Fadel Muhammad, Agung Laksono, Idrus Marham, Sharif C Sutardjo, Theo L Sambuaga, Hajriyanto Y Thohari, dan Setya Novanto. Maka itu, menurutnya jika Golkar tak cepat bertindak maka pengalaman buruk Pemilu 2004 akan terulang.

"Jika pencapresan ARB masih berlanjut, Golkar akan bernasib sama dengan pemilu 2004. Walau menang pemilu, tapi capres yang diusungnya kalah. Pemenang pilpres malah dari partai menengah," tandas Usman.

Survei nasional LKP dilaksanakan pada 1-10 November 2013 di 34 provinsi. Jumlah sampel dari 1.070 responden yang seluruhnya memenuhi syarat memilih. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan responden mengacu pedoman kuesioner. Untuk uji validitas, tim peneliti pusat LKP melakukan spot check sebesar 10% dari total sampel. (Adi/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini