Sukses

`Mulut Harimau` Ahok di Mata Psikolog Politik

Baru-baru ini, `mulut harimau` Ahok soal kenakalan pelajar menuai pro dan kontra. Apa kata pakar psikologi politik?

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dikenal sebagai seorang lantang dalam berbicara di depan publik. Ia kerap berbicara tegas nan keras tapi kadang sedikit menyakitkan beberapa pihak.

Baru-baru ini, 'mulut harimau' Ahok soal kenakalan pelajar menuai pro dan kontra. Dia bilang, pelajar nakal yang kerap berbuat onar, brutal, dan terus mengulang kesalahnnya itu adalah calon bajingan. [baca: Tolak Siswa Nakal di Sekolah Negeri, Ahok: Itu Calon Bajingan!]

Menanggapi hal tersebut, pakar psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai 'mulut harimau' Ahok tidak masalah sepanjang memang untuk bekerja demi kepentingan rakyat.

"Itu memang sudah menjadi gaya kepemimpinannya. Toh banyak orang yang mendukung, dan nggak masalah dengan mulut Ahok seperti itu," ujar Hamdi saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (15/11/2013).

Menurut dia, ucapan keras yang kerap ditampilkan Ahok itu benar. Maksudnya baik dan karena sayang kepada rakyatnya. Jadi hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan.

"Maksud Ahok kan baik. Dia melakukan itu dalam rangka sayang," ujar Hamdi.

Dia menambahkan, Ahok tidak pernah takut dengan apa yang dia ucapkan. Buktinya, mantan Bupati Belitung Timur itu pernah menegaskan, dirinya siap diturunkan dari jabatannya sebagai Wagub DKI apabila memang warga tidak suka dengan ucapannya.

"Kalau dia sebel, dia memang blak-blakan. Dia nggak pernah dibikin santun. Itu nggak masalah. Dia melakukan itu untuk rakyat, bukan untuk kepentingan sendiri," jelas Hamdi.

Tanggapan berbeda dilontarkan Komisioner Satgas Perlindungan Anak (Satgas PA) M Ihsan. Menurut dia, ucapan Ahok yang menyebut pelajar nakal sebagai calon bajingan itu tidak pantas diucapkan seorang pemimpin.

"Saya kaget ketika membaca pernyataan Ahok sebagai Wagub DKI Jakarta, yang perlu diketahui bahwa tidak ada orangtua manapun dapat menerima kalau anaknya disebut calon bajingan oleh Ahok," terang Komisioner Satgas Perlindungan Anak (Satgas PA) M Ihsan dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.

Ahok: Mendagri Belajar Konstitusi!

Wagub Ahok sebelumnya pernah juga mengucapkan ucapan nyelekit kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi terkait kontroversi Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli.

Ahok meminta Gamawan untuk belajar konstitusi karena dinilai permintaan Mendagri untuk asal memindahkan Lurah Susan tidak tepat.

"Menurut saya, Mendagri perlu belajar tentang konstitusi. Ini negara Pancasila. Bukan ditentukan oleh orang tolak, tidak tolak," ujar pria yang kerap disapa Ahok itu di kawasan Monas, Jumat 27 September 2013. [baca: Soal Lurah Susan, Ahok: Mendagri Harus Belajar Konstitusi] (Riz/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.